Mengenal Lebih Dekat Kesederhanaan Paus Fransiskus

Mengenal sosok Paus Fransiskus.(Foto:NBC News)

Sukoharjonews.com – Pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia sekaligus Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus mengunjungi Indonesia. Paus Fransiskus tiba di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pada Selasa, 3 September 2024 pukul 11.30 WIB.

Dilansir dari VOX, Kamis (5/9/2024), peristiwa ini merupakan momen bersejarah bagi umat Katolik di Indonesia. Pasalnya, kedatangan pemimpin umat Katolik dunia ini sudah lama ditunggu-tunggu. Terakhir, pada 1989 Paus Johanes Paulus II berkunjung ke Indonesia.

Paus Fransiskus adalah Uskup Roma yang ke-266. Fransiskus terpilih menjadi paus pada tanggal 13 Maret 2013, untuk menggantikan Benediktus XVI, yang mengundurkan diri dari jabatannya dua minggu sebelumnya. Tema-tema yang menjadi ciri khas kepausan Fransiskus meliputi kemiskinan, belas kasihan, dan kegembiraan.

Francis adalah nama kepausan Jorge Mario Bergoglio. Bergoglio lahir di Buenos Aires, Argentina, dari dua imigran Italia, pada 17 Desember 1936. Ia meraih gelar lanjutan dalam bidang kimia, filsafat, dan teologi. Sebelum memulai pendidikan seminarinya, ia bekerja sebagai petugas kebersihan, penjaga bar, dan asisten laboratorium untuk seorang ahli kimia.

Setelah beberapa tahun belajar, ia masuk Serikat Yesus pada tahun 1958. Setelah menyelesaikan pelatihan awalnya, Bergoglio mengucapkan kaul kemiskinan, kesucian, dan ketaatan, dan menjadi seorang Jesuit pada 12 Maret 1960. Ia ditahbiskan menjadi imam hampir satu dekade kemudian, pada bulan Desember 1969.

Sebelum datang ke Roma, Bergoglio menjabat beberapa peran sebagai uskup di Argentina, termasuk Uskup Agung Metropolitan. Ia diangkat menjadi kardinal pada tahun 2001 oleh Paus Yohanes Paulus II, dan memegang beberapa posisi administratif dalam Kuria Roma, badan pemerintahan pusat Gereja Katolik.

Apa sebenarnya yang dilakukan Paus?
Paus mendapatkan namanya dari kata Yunani untuk “Bapa,” pappas. Ia disebut seorang bapa karena perannya sebagai pemimpin spiritual bagi 1,2 miliar umat Katolik di dunia. Ia bertanggung jawab untuk menyatukan suara Katolik dan memusatkan doktrinnya. Paus juga merupakan kepala Kota Vatikan, yang merupakan negara-kota independen terkecil di dunia.

Tugas Paus adalah menunjuk uskup. Tentu, ini adalah proses rumit yang melibatkan beberapa orang, tetapi Paus memiliki keputusan akhir dalam penunjukan ini. Penunjukan uskup merupakan tugas penting , karena orang-orang ini menjalankan visi Paus di tingkat lokal. Ada lebih dari 5.000 uskup di seluruh dunia, dan merupakan tanggung jawab Paus untuk bertemu dengan mereka setidaknya sekali setiap lima tahun.

Paus juga memilih Dewan Kardinal, yang merupakan kelompok yang akan memilih pengganti Fransiskus. Menurut Thomas Reese, Paus “menunjuk orang-orang yang mencerminkan pandangan [mereka] sendiri tentang teologi dan isu-isu lain yang dihadapi gereja.” Pemilihan kardinal, oleh karena itu, sangat penting bagi pekerjaan Paus karena orang-orang ini akan terus melaksanakan visi Fransiskus bagi Gereja bahkan setelah ia tiada.

Darimana nama “Francis” berasal?
Sejak tahun 533, sudah menjadi kebiasaan bagi setiap paus yang baru diangkat untuk memilih nama kepausannya sendiri. Nama paus memiliki arti penting karena menandakan jenis paus yang akan dipilihnya, dan jenis hasrat, minat, teologi, dll. apa yang akan menentukan pemerintahannya.

Santo Fransiskus adalah seorang biarawan Italia yang hidup dari tahun 1181 hingga 1226. Ia adalah santo pelindung hewan dan ekologi, dan dikenang karena solidaritasnya dengan kaum miskin, cintanya pada hewan, dan upayanya untuk berdialog antaragama dengan umat Muslim. Menurut legenda, setelah berziarah ke Roma, Kristus menampakkan diri kepadanya, berkata, “Fransiskus, Fransiskus, pergilah dan perbaiki rumahku yang, seperti yang kaulihat, sedang runtuh.” Meskipun Paus Fransiskus belum secara terbuka merujuk pada legenda ini, beberapa orang melihat adanya kesamaan antara legenda ini dan keinginan paus saat ini untuk melakukan reformasi.(patrisia argi)

Patrisia Argi Satuti:
Tinggalkan Komentar