Mengenal 8 Kuliner Bahan Dasar Beras dari Berbagai Daerah di Indonesia

Makanan berbahan beras Indonesia.

Sukoharjonews.com – Indonesia dikenal memiliki kuliner yang beragam rasanya lezat. Salah satu makanan khas yang sudah cukup dikenal dan sering jadi hidangan saat Lebaran adalah ketupat. Namun, berbagai daerah di Indonesia memiliki beragam kuliner berbahan beras yang menggoda selera.


Dikutip dari laman Kemenparekraf, Minggu (5/5/2024), berikut kuliner berbahan beras khas dari berbagai daerah di Indonesia.

1. Burasa

Burasa. (Foto: Kemenparekraf)

Burasa sekilas mirip dengan lontong dan ketupat. Namun, perbedaannya terletak pada bentuknya yang pipih, tidak terlalu panjang, dan dibungkus dengan daun pisang. Burasa adalah panganan khas Lebaran asal Makassar yang biasa dinikmati dengan beragam hidangan seperti kari, sambal goreng atau tumis, opor ayam, atau Coto Makassar.

Nah, proses pembuatan burasa dimulai dengan memasak beras dan santan hingga menjadi lembek. Kemudian, beras tersebut dibungkus dengan daun pisang dan diikat dengan menggunakan rafia atau daun pisang. Setelah itu, burasa direbus hingga matang dan siap disajikan.


2. Pali-pali

Pali-Pali. (Foto: Indonesiakaya)

Pali-pali merupakan sajian asal Ternate yang berbentuk bulat memanjang mirip seperti lontong. Bahan dasar dari pali-pali terbuat dari beras dan dibungkus dengan anyaman daun lontar sebelum dikukus.

Seperti ketupat, pali-pali kerap dihidangkan saat hari raya maupun acara sakral. Makanan ini umumnya disantap dengan campuran sayur berkuah atau tumis.

3. Jadah

Jadah. (Foto: Kemenparekraf)

Kuliner selanjutnya adalah jadah. Jadah juga berbahan dasar beras ketan. Namun, berbeda dengan lemper karena jadah terdapat parutan kelapa di dalamnya.

Untuk membuatnya, jadah dikukus dalam bentuk cetakan, kemudian dipotong dadu atau persegi untuk disajikan. Ciri penyajian dan cara memasaknya itulah yang juga membedakannya dengan lemper. Jadah bisa langsung kamu nikmati setelah dikukus matang atau sudah digoreng terlebih dahulu.


4. Wajik

Wajik. (Foto: Kemenparekraf)

Wajik mempunyai sebutan yang berbeda di beberapa daerah di Indonesia. Sebagian daerah di Jawa menyebutnya sebagai wajik ketan, sedangkan di Sumatra disebut dengan pulut manis.

Wajik terbuat dari beras ketan. Cara membuatnya yakni dikukus dan dimasak dengan santan serta gula hingga lembut dan berminyak. Wajik yang dicampur gula jawa dan lainnya, biasanya menghasilkan warna seperti coklat muda atau merah.

5. Lemang

Lemang. (Foto: Kemenparekraf)

Lemang adalah salah satu panganan tradisional khas dari Minangkabau, Sumatra Barat. Lemang merupakan makanan khas Lebaran dari beras ketan. Namun, lemang memiliki perbedaan di antara makanan ringan lainnya. Lemang dibuat dari campuran beras ketan dan santan yang kemudian dimasak menggunakan seruas bambu yang masih basah.

Gulungan daun bambu yang berisi ketan itu dicampur dengan santan kelapa. Setelah itu, adonan itu dimasukkan ke seruas bambu dan dibakar hingga matang.


6. Sekubal

Sekubal. (Foto: IG Dapurannisapinky)

Makanan dari beras berikutnya adalah sekubal, hidangan khas Lampung yang sering disajikan pada Ramadan dan Lebaran. Sekubal terbuat dari olahan beras ketan dan santan yang kemudian dibungkus daun pisang dan dikukus.

Untuk membuat sekubal, kamu perlu ketelatenan ekstra karena kerumitan proses memasaknya. Sekubal perlu dikukus beberapa kali sebelum siap disajikan. Waktu yang dibutuhkan untuk memasak sekubal adalah sekitar 5 jam.

Meskipun mirip dengan lontong nasi yang dibungkus daun atau lemang khas Sumatra Barat, sekubal memiliki keunikan tersendiri karena dapat disajikan dengan hidangan manis, seperti tapai ketan. Ataupun bisa juga disajikan dengan hidangan gurih seperti rendang, gulai, sambal, dan lainnya.


7. Lepet

Lepet. (Foto: Kemenparekraf)

Lepet adalah hidangan yang terdiri dari beras ketan, kelapa parut, dan garam, yang kemudian dibungkus dengan daun kelapa muda dalam bentuk silinder. Lepet memiliki cita rasa yang khas dan gurih karena dicampur dengan kacang dan santan. Lepet juga sering disajikan pada Hari Raya Idulfitri.

Proses pembuatan lepet dimulai dengan mengukus beras ketan hingga setengah matang, kemudian dicampur dengan kelapa parut, daun pandan, dan garam. Campuran ini kemudian dibungkus dengan daun janur dalam bentuk silinder dan diikat dengan tali yang biasanya terbuat dari serat janur, serat daun kelapa, atau bahan lainnya. Selanjutnya, bungkusan lepet tersebut dikukus hingga matang sempurna.

Seiring berjalannya waktu, beras ketan bukan lagi menjadi satu-satunya bahan dasar untuk membuat lepet. Bahan-bahan dan cara pengolahannya telah bervariasi, termasuk penambahan kacang tanah, kacang merah, kacang tolo, kacang koro, atau jagung. Di beberapa daerah, terutama di Jawa Barat, ketan diganti dengan jagung dan dibungkus dengan kulit jagung yang disebut “klobot”.


8. Tape Beras Ketan

Tape Beras Ketan. (Foto: Kemenparekraf)

Hidangan khas Lebaran lainnya yang patut dinikmati adalah tape beras ketan. Tape beras ketan dapat dibuat dari ketan putih atau ketan hitam. Makanan ini menjadi pilihan populer selama Ramadan dan hari raya Idulfitri.

Berbeda dengan hidangan yang biasanya memiliki rasa gurih atau asin saat Lebaran, tape beras ketan memiliki cita rasa manis dengan sentuhan keasaman yang unik.

Proses pembuatan tape beras ketan relatif sederhana, yaitu dengan cara mengolah beras ketan melalui proses fermentasi. Fermentasi ini yang nantinya memberikan cita rasa khas manis dan sedikit asam dari tape. Setelah melalui proses fermentasi, tape kemudian dibungkus dengan daun pisang, sehingga menambah aroma dan rasa yang khas pada penganan ini. (nano)


How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 5 / 5. Vote count: 1

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *