Sukoharjonews.com (Kartasura) – Bekas Keraton Kartasura atau Petilasan Keraton Kartasura sudah menjadi cagar budaya. Namun, petilasan yang dimanfaatkan sebagai makam dan memiliki nilai sejarah tersebut selama ini tidak terawat. Untuk itulah Paguyuban Warga Ageng Kartasura (Pawartos0 melakukan gerakan bersih-bersih di lokasi petilasan tersebut, Minggu (23/2/2020). Kegiatan tersebut diikuti ratusan warga.
“Kami prihatin karena kondisi petilasan Keraton Kartasura ini tidak terawat. Lokasi dipenuhi dengan rumput dan ilalang. Untuk itulah kami berinisiatif untuk membersihkan lokasi,” ujar salah satu anggota Pawartos, Ruth Sahaya Sapujiyati.
Menurutnya, selama ini petilasan tersebut tidak mendapat perhatian meski memiliki nilai sejarah. Karena Keraton Kartasura merupakan cikal bakal berdirinya Keraton Surakarta. Menurutnya, apa yang dilakukan Pawartos sebagai bentuk kepedulian dan dalam rangka melestarikan budaya serta sejarah. Pawartos berharap petilsan Keraton Kartasura bisa dijadikan ruang publik.
“Masyarakat bisa datang untuk berziarah, tempat berdiskusi atau jadi lokasi wisata sejarah bagi masyarakat dan juga dunia pendidikan,” ujarnya.
Menurutnya, di lokasi petilasan sendiri masih berdiri pendopo yang cukup luas sehingga kegiatan-kegiatan diskusi bisa dilakukan. Sedangkan juru kunci makam, Mas Ngabehi Suryo Hastono Hadi Projo Nagoro mengatakan, pengelolaan makam masih terkendala biaya dan tenaga. Pasalnya, pengelolaan petilasan diserahkan ke Pemkab Sukoharjo baru Januari 2020 ini. Sebelumnya, pengelolaan menjadi kewenangan Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah.
Suryo juga mengatakan, kerja bakti bersih-bersih kali terakhir dilakukan tiga tahun lalu. Setelah dikelola Pemkab, saat ini ada satu petugas kebersihan yang membersihkan lokasi. Selama ini, untuk pengelolaan petilasans sendiri dirinya hanya menerima Rp107 ribu tiap bulannya. Untuk itu, setelah dikelola Pemkab, dia berharap petilasan Keraton Kartasura bisa lebih terawat. (erlano putra)
Tinggalkan Komentar