Masalah yang Sering Muncul Saat Mempersiapkan Pernikahan

Masalah yang sering muncul saat mempersiapkan pernikahan.(Foto: fimela)

Sukoharjonews.com – Masalah yang sering muncul saat persiapan pernikahan dan solusinya dapat Anda jadikan referensi untuk mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan dalam persiapan pernikahan Anda. Karena persiapan pernikahan seringkali menjadi momok bagi pasangan calon pengantin. Berbagai masalah dapat muncul sepanjang proses persiapan ini, mulai dari perbedaan pendapat antara kedua belah pihak, hingga tekanan sosial dari lingkungan sekitar.

Dikutip dari Wedding Market, pada Sabtu (14/9/2024), berikut permasalahan yang sering muncul saat hendak mempersiapkan pernikahan:

1. Perbedaan tradisi
Kalau sebelumnya berbicara tentang pendapat dan saran, kali ini masih masalah di lingkup yang sama. Namun, berbeda dengan sebelumnya, perbedaan tradisi lebih krusial. Karena bagi sebagian orang, tradisi dianggap sebagai kewajiban.

Jika Anda dan pasangan memiliki perbedaan tradisi, hal ini akan menjadi masalah besar. Tradisi merupakan hal sakral dan biasanya orang tua kekeuh dengan pendirian mereka bahwa bagaimanapun upacara tersebut harus dilakukan.

Untuk menghadapinya, mau tidak mau Anda dan pasangan harus mempersiapkan dana lebih agar bisa melangsungkan pernikahan dengan dua tradisi. Namun, jika budget pernikahan tidak memadai, coba terbuka dan jujur kepada keluarga untuk mengambil keputusan paling tepat.

Barangkali keluarga bisa saling setuju untuk meniadakan acara dengan tradisi tertentu atau bahkan mereka akan membantu memberi dana agar upacara adat dapat tetap dilangsungkan. Karena, beberapa tradisi ada yang menganjurkan setiap keluarganya membantu memberikan ‘uang’ untuk melaksanakan acara pernikahan sesuai adat.

2. Jumlah tamu undangan
Siapa yang dirinya dan pasangan sama-sama punya banyak teman? Duh, pasti lagi bingung, kan, gimana nyusun daftar tamunya. Keduanya sama-sama ingin semua teman mereka hadir memeriahkan acara.

Hal ini akan menjadi masalah besar kalau kamu dan pasangan tetap kekeuh dengan daftar tamu masing-masing atau tidak menemukan jalan tengah yang paling baik. Nah, ada, kok, solusinya. Berdasarkan beberapa kasus di lapangan, pasangan lebih memilih membagi porsi tamu undangannya berdasarkan acara pernikahan.

Seperti contoh pernikahan adat Jawa, terdapat beberapa rangkaian acara yang diadakan berhari-hari, seperti resepsi dan midodaren. Jadi, jika di acara utama a.k.a. resepsi teman suami lebih banyak, maka giliran tamu undangan istri yang mendominasi di upacara midodaren.

Cukup undang mereka yang ‘benar-benar’ teman bukan hanya sekadar. Agar setiap tamu undangan yang hadir memberikan kesan hangat bagi Anda dan pasangan nantinya. Namun, ini diluar ‘jatah’ tamu undangan dari orang tua, ya.

Jangan lupa kalau setiap pasangan calon pengantin juga harus memberikan space untuk orang tua. Ya, sudah rahasia umum kalau acara pernikahan juga merupakan ajang pertemuan kedua orang tua dengan teman-temannya

3. Konflik dengan vendor
Masalah satu ini juga kerap terjadi jika pasangan yang mempersiapkan pernikahan tidak mencari informasi lebih soal vendor acaranya. Rekam jejak vendor pernikahan sangat penting. Di dunia yang serba instan sekarang ini, penipuan sangat mudah dilakukan kalau kamu tidak teliti.

Alhasil, acara pernikahan berakhir berantakan dan mengecewakan semua orang. Untuk mengatasi hal ini, kamu bisa memilih vendor-vendor dari pernikahan keluarga atau teman sebelumnya atau mereka yang sudah mendapatkan pengakuan kualitas.

4. Kesibukan dan perencanaan pembagian tugas
Sebelum masalah ini menghampiri Anda, antisipasi dengan membuat pembagian tugas sesuai dengan passion dan pengetahuan masing-masing. Misalnya, kamu suka dengan estetika seni, maka bisa menangani dekorasi, makeup pengantin, busana, dan hal-hal yang berhubungan dengan artistik.

Kemudian, untuk pasangan Anda yang mungkin punya passion dan minat di bidang kuliner, bisa memantau persiapan catering pernikahan. Dengan pembagian tugas sesuai minat masing-masing, kamu bisa lebih memudahkan persiapan.

Jadi, masing-masing fokus pada tugasnya dan meluangkan waktu di tengah kesibukan untuk berdiskusi secara langsung. Diskusi tersebut akan menemukan solusi untuk setiap masalah yang sedang terjadi.(cita septa)

Cita Septa Habibawati:
Tinggalkan Komentar