Mari Kenali Ciri-ciri Anda Mengalami Self Critical

Mengenal tanda – tanda Self Critical.(Foto:divine you)

Sukoharjonews.com -Self Critical atau mengkritik diri sendiri berarti tidak pernah merasa puas dengan diri sendiri, seolah-olah Anda belum cukup berbuat. Pada akhirnya, hal itu akan menghasilkan perasaan tidak cukup. Semua kelemahan, kekurangan, dan kesalahan Anda selalu ada di benak, dan rasanya Anda tidak akan pernah bisa terbebas dari diri sendiri.

Dilansir dari choosing theraphy, Selasa (22/10/2024), ingat perasaan itu ketika seorang guru memberi Anda umpan balik yang tidak diinginkan pada ujian, atau seorang bos memberi Anda ulasan yang kurang memuaskan? Kenangan semacam itu biasanya melibatkan kritik. Kritik yang membangun dapat membantu, tetapi kritik lainnya dapat benar-benar negatif. Biasanya, bersikap kritis terhadap diri sendiri mengacu pada yang terakhir.

Apakah Menjadi Kritis terhadap Diri Sendiri Baik atau Buruk?
Meskipun kritik diri yang positif dapat menghasilkan keyakinan, sikap, dan emosi yang sehat, termasuk keinginan untuk berkembang sebagai pribadi atau memperbaiki diri, kritik diri yang terlalu berlebihan atau kritik diri yang negatif pada akhirnya akan membatasi perkembangan.

Tanda-tanda bahwa Anda mungkin terlalu kritis terhadap diri sendiri meliputi kepekaan atau keasyikan dengan kesalahan dan kegagalan pribadi, bersikap kurang tegas dibandingkan orang lain, dan merasa sedih atau malu.

Berikut adalah sepuluh tanda bahwa Anda terlalu kritis terhadap diri sendiri:

  • Kamu seorang perfeksionis
  • Anda takut gagal
  • Kamu terlalu bertanggung jawab
  • Anda mendambakan kontrol
  • Kamu merenungkan
  • Pembicaraan diri Anda negatif
  • Anda memiliki harga diri yang rendah
  • Anda mudah kesal atau frustrasi dengan diri sendiri
  • Anda merasa tidak diinginkan
  • Kamu tidak aman

Mengapa Saya Begitu Mengkritik Diri Sendiri?
Jawaban yang paling umum untuk pertanyaan “Mengapa saya seperti ini?” adalah tentang pola asuh. Pengalaman masa kecil, orang tua, atau pengasuh kita memainkan peran penting dalam membentuk identitas individu kita. Predisposisi genetik dan temperamen juga terlibat, membuat beberapa orang lebih sensitif terhadap kritik atau rentan terhadap depresi dan pikiran negatif. Budaya dan media juga berperan dalam membentuk apa yang kita rasa “seharusnya” kita lakukan.

Jika kita tidak memperhitungkan perkembangan, maka kritik diri dapat dilihat sebagai kepekaan internal untuk membuat kesalahan, merasa tidak terkendali, atau merasa rendah diri terhadap orang lain. Kritik diri juga dapat terjadi karena kesulitan untuk bersikap tegas dan mengomunikasikan kebutuhan Anda kepada orang lain, lalu menyalahkan diri sendiri ketika terjadi kesalahan.

Anda mengembangkan keyakinan inti yang negatif tentang diri Anda sendiri seperti, “Saya tidak mampu” atau “Saya tidak layak dicintai;” kemudian, setiap pengalaman dilihat melalui sudut pandang keyakinan tersebut.

Berikut adalah cara untuk mengatasi sikap kritis terhadap diri sendiri:

1. Kesadaran
Berhubungan dengan diri Anda sendiri! Kesadaran untuk mengatasi kecemasan atau untuk mengatasi sikap kritis terhadap diri sendiri tidak perlu waktu bertahun-tahun untuk dipelajari. Anda dapat memulainya sekarang dengan berhenti sejenak, membuka rahang, dan bernapas dalam-dalam – tarik napas melalui hidung dan keluarkan perlahan melalui mulut.

2. Identifikasi Kekuatan Anda
Anda tidak harus menjadi yang terbaik dalam segala hal, tetapi dapatkah Anda menyebutkan beberapa hal yang Anda kuasai? Mungkin Anda pandai tetap tenang dalam krisis atau membuat panekuk. Itu tidak harus sesuatu yang menggemparkan, tetapi itu dapat memberi Anda secercah harapan.

3. Sadarilah Saat Anda Memiliki Pikiran Kritis terhadap Diri Sendiri
Jika Anda dapat melatih pikiran Anda untuk menyadari saat Anda memiliki pikiran kritis terhadap diri sendiri, Anda dapat mulai melepaskannya dari diri Anda. Alih-alih berpikir, “Saya tidak akan pernah berhasil dalam hal ini,” Anda akan dapat menyadari pikiran Anda dan memisahkannya, sehingga menjadi: “Saya memiliki pikiran bahwa saya tidak akan pernah berhasil dalam hal ini.”

4. Tantang Pikiran Anda
Setelah Anda menyadari pikiran-pikiran kritis terhadap diri sendiri yang Anda miliki, cobalah untuk menantangnya. Tanyakan kepada diri Anda sendiri apakah ada kemungkinan penjelasan lain untuk apa yang terjadi, atau apakah ada bukti nyata yang mendukung atau menentang pikiran-pikiran kritis terhadap diri sendiri Anda.

5. Rangkullah Kekuatan “Belum”
Cobalah menambahkan kata “belum” di akhir pikiran kritis Anda untuk mengubahnya menjadi tujuan yang sedang Anda upayakan, bukan pernyataan keraguan diri . Jadi, misalnya: “Saya belum berhasil dalam hal ini . “(patrisia argi)


How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 5 / 5. Vote count: 1

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *