Sukoharjonews.com (Nguter) – Pertemuan antara warga dengan Muspida dan PT Rayon Utama Makmur di Gedung Pertemuan Ibu Dastuti di Desa Gupit, Nguter, Selasa (9/1) belum menghasilkan keputusan apapun. Bahkan, Presiden Direktur PT RUM Pramono yang hadir dalam pertemuan itu menyatakan tidak bisa menghilangkan bau busuk menyengat hingga 100%. PT RUM hanya bisa meminimalisasi bau.
“Kami siang malam terus berupaya mengantisipasi bau yang muncul. Tapi, kalau produksi dihentikan, kami tidak bisa mencari sumber baunya. Yang jelas, bau ditimbulkan oleh H2S atau Hidrogen Sulfida,” jelas Presiden Direktur PT RUM Nguter, Sukoharjo Pramono menjawab pertanyaan warga.
Dalam kesempatan itu, Pramono menjelaskan jika bahan kimia CS2 atau Karbon Disulfida yang digunakan PT RUM tidak menimbulkan bau. Yang berbau adalah H2S. Pramono berharap kerjasama dengan akademisi dalam hal ini dengan Prabang Setyono segera menghasilkan solusi sehingga bau yang ditimbulkan tidak lagi menyengat seperti yang muncul saat ini.
Baca Juga : Pertemuan Warga Dengan Muspida dan PT RUM Dijaga Ketat Polisi
Pramono juga membantah tudingan warga yang menyebutkan PT RUM memiliki Karbon Disulfida Plant atau tempat produksi Karbon Disulfida. Saat ini, ujarnya, PT RUM masih membeli dari luar negeri atau impor untuk Karbon Disulfida karene PT RUM tidak memiliki gas. Pramono minta agar warga tidak menuding PT RUM memiliki tempat produksi Karbon Disulfida tersebut.
“Kalau tidak percaya, bisa saya ajak keliling ke belakang pabrik. Selama ini kami juga tidak sembarangan melepas Karbon Disulfida. Saat uji lab tidak muncul indikasi CS2 karena kadarnya rendah sekali. Jadi, bau yang muncul bukan karena CS2, tapi H2S atau Hidrogen Sulfida,” paparnya.
Terkait pipa pembuangan limbah cair yang ditanyakan warga, Pramono mengklaim sudah dikerjakan. Dia mengaku akan menyelesaikan instalasi pipa pembuangan hingga ke Bengawan Solo. Limbah cair yang dilepas ke perairan umum dijamin sudah dilakukan pengolahan sehingga aman. Penyelesaian pipa dilakukan karena di kawasan tersebut ke depannya akan banyak berdiri industri yang lain.
Baca Juga : Bupati Ancam PT RUM akan Ditutup Jika Bau Yang Muncul Beracun
“Saya ingin seluruh warga maju dan PT RUM tidak membuat resah semua orang. Untuk itu, kami terus berupaya untuk meminimalis baunya. Kalau hilang 100% tidak bisa, tapi kami berupaya dengan berbagai cara termasuk bekerjasama dengan UNS,” ujarnya lagi.
Sedangkan Ketua Prodi S3 Ilmu Lingkungan Pascasarjana UNS Solo Prabang Setyono memberikan paparan hasil uji laborarium. Menurutnya, hasil uji lab independen Ecostar Laboratories, bau yang ditimbulkan PT RUM masib dibawah baku mutu sehingga belum berbahaya. Namun, jika hanya dibiarkan saja bisa berpotensi berbahaya. Begitu juga hasil uji lab limbah air yang dilepas ke perairan umum juga masih dibawah baku mutu. Uji lab dilakukan oleh Balai Pengujian dan Laboratorium Lingkungan Hidup Provinsi Jateng.
“Ada suara yang menyebut kalau saya memihak. Harusnya saling berprasangka baik. Kita cari bersama solusinya,” ujarnya.
Terkait hasil pertemuan yang belum ada kejelasan, salah satu perwakilan warga Bejo Nugroho mengaku kecewa. Untuk itu, pascapertemuan tersebut dia minta pemerintah mulai tingkat desa, kecamatan, hingga kabupaten terus mengawal. Intinya, ujar Bejo, bau harus segera dihilangkan. Kalau tenaga ahli yang digunakan saat ini tidak bisa mengatasi, dia minta mencari ahli yang lain.
“Kalau kabupaten tidak bisa memecahkan masalah, naik ke gubernur, kalau masih tidak bisa dibawa ke menteri,” tandas Bejo yang merupakan warga Pengkol tersebut. (erlano putra)
Tinggalkan Komentar