Sukoharjonews.com (Bendosari) – Inovasi terus dilakukan oleh Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Salah satu yang dikembangkan adalah memaksimalkan lahan kritis tadah hujan menjadi lahan pertanian terpadu. “Pilot project” sistem “integrated farming” tersebut dilakukan oleh Kelompok Tani (Klomtan) Subur Mulyo Desa Jagan, Bendosari.
Program tersebut mendapat perhatian Pemkab Sukoharjo dimana Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya bersama pejabat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) mengunjungi lokasi dengan melakukan penanaman padi, panen padi, dan panen ikan. Lahan tersebut sekaligus menjadi demplot percontohan Kodim 0726/Sukoharjo yang melakukan pendampingan.
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo Netty Harjianti mengatakan, “integrated farming” dikembangkan di lahan milik Heri Sunarto seluas satu hektar. Dilahan tersebut, pertanian terintegrasi dengan peternakan dan perikanan. Sumber air untuk pengairan sendiri menggunakan sumur bor air dalam. Air dari sumur digunakan untuk budidaya ikan lele dan nila dan juga untuk ternak ayam.
“Selanjutnya, limbah dari perikanan dan ternak ayam digunakan sebagai pupuk untuk tanaman padi. Limbah yang mengandung mikrobio merupakan unsur pupuk urea sehingga penggunaan pupuk kimia bisa ditekan,” paparnya.
Tanaman padi yang dikembangkan adalah varietas Pandan Wangi dimana lahan satu hektar dengan “integrated farming” tersebut mampu menghasilkan padi 9,2 ton. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan lahan di wilayah lain yang masih konvensional.
Sedangkan Dandim 0726/Sukoharjo Letkol Inf Chandra Ariyadi Prakosa mangatakan, selama ini Kodim mendukung program ketahanan pangan. Untuk itulah Kodim membiat demplot pendampingan di Desa Jagan tersebut. Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk pemeliharaan ketahanan pangan, membantu program pemerintah mencapai pemenuhan hak atas pangan, meningkatkan kesejahteraan petani, dan wujud kemanunggalan TNI dan rakyat.
“Kodim bekerjasama dengan Dinas Pertanian Perikanan, Gapoktan dan pemilik lahan untuk membuat demplot percontohan dan memilih lahan milik Heri Sunarto di Desa Jagan,” ujarnya.
Dandim berharap sistem “integrated farming” tersebut dapat dicontoh petani dan Klomtan lainnya untuk meningkatkan produktivitas pertanian khususnya di lahan kritis. Selama ini, lahan tersebut sudah ditanapadi lima kali dan hasilnya stabil.
Sementara itu, Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya mengatakan, Sukoharjo sudah banyak mengadopsi teknologi dibidang pertanian. Salah satunya “integrated farming” dimana menggabungkan semua komponen pertanian dalam satu pertanian terpadu. Dalam satu hamparan terintegrasi mampu meningkatkan lahan tadah hujan menjadi lahan yang subur. Dari satu kali tanam padi dalam setahun menjadi tiga kali dalam setahun.
“Harapanya bisa dikembangkan dilahan tadah hujan lainnya di Sukoharjo. Anggaran desa bisa dialokasikan untuk sistem tersebut. Dinas juga bisa mencaru sumber dana ke provinsi maupun pusat,” ujar Bupati. (erlano putra)
Facebook Comments