Sukoharjonews.com (Sukoharjo) – Banyak kegiatan bisa dilakukan ketika purna tugas. Bahkan, kegiatan tersebut bisa mendatangkan penghasilan. Seperti yang dilakukan pensiunan guru ini. Dia adalah Slamet Hernowo yang yang memasuki pensiuan tahun 2015 lalu. Saat pensiun, Slamet Hernowo bertugas sebagai Pengawas SMP. Saat ini, dia memiliki kegiatan untuk mengisi waktu setelah pensiun dimana kegiatan tersebut mendatangkan penghasilan.
Hernowo-sapaan akrab Slamet Hernowo, 63, memulai usaha tanaman buah dalam pot (Tabulampot) tersebut dengan penuh kesabaran. Pasalnya, dirinya tidak langsung sukses saat merintisnya. Bahkan, dirinya pernah mengalami kegagalan alias bangkrut. Hernowo menilai kegagalan itu sebagai cobaan dan harus sabar. Dia mengaku saat itu belum berpengalaman sehingga salah dalam memilih produk.
“Awal usaha modal Rp5 juta dan langsung habis karena bangkrut. Tapi itu saya anggap sebagai pelajaran,” ujar Hernowo.
Suami dari Dyah Puspowati tersebut lantas berkolaborasi dengan putrinya Herlina Mega Puspitasari yang kebetulan alumni UNS Jurusan Agro Teknologi. Usaha Tabulampot dia mulai lagi dan terus berkembang. Dia memilih berbisnis tanaman karena sejak masih berstatus sebagai guru sudah menyukai tanaman. Usaha tersebut dia tekuni sejak akhir 2017 lalu hingga saat ini.
Meski terbilang baru, usaha Hernowo terus berkembang. Bahkan, meski baru merintis usaha beberapa bulan, dirinya sudah mampu menjual hingga 5.000 Tabulampot. Saat ini, stok Tabulampot yang ada di rumahnya di Kampung Purworejo RT 01/08, Jetis, Sukoharjo tersebut sekitar 1.000 Tabulampot. Berbagai jenis tanaman buah dalam pot dia menyediakannya.
Saat ini, berbagai jenis Tabulampot dia sediakan meski ada beberapa jenis yang jadi favorit masyarakat. Seperti buah jeruk, blimbing demak, kelengkeng merah, jambu kristal, dan lainnya. Tabulampot lain yang dia sediakan antara lain anggur brasil, jambu brasil, sirsat merah tanpa biji, mangga, jambu jamaika, dan lainya.
“Saat ini saya mencari bibit buahnya dari Purworejo dan Magelang. Saat itu bibit dalam polybag dan belum dalam pot,” terangnya.
Saat kembali menekuni Tabulampot, Hernowo mengaku melakukan promosi di “car free day”. Baik yang digelar di Jalan Veteran Sukoharjo maupun di Solo Baru. Cara tersebut cukup efektif untuk meningkatkan pesanan. Pasalnya, di “car free day” dirinya juga menyebarkan pamflet tentang Tabulampot miliknya. Saat ini, pesanan sudah banyak yang datang dari luar kota. Seperti Jakarta, Bandung, Semarang, dan lainnya.
Disinggung soal harga, Hernowo mengaku tergantung dari besar kecil tanaman dan juga sudah berbuah atau belum. Yang termurah biasanya untuk tanaman yang masih kecil dan belum berbuah seharga Rp100 ribu. Yang termahal bisa mencapai Rp2,5 juta untuk tanaman kelengkeng yang sudah berbuah.
Sebenarnya, ujar Hernowo, jika ditekuni usaha apapun pasti akan membuahkan hasil. Seperti usaha Tabulampot yang dia tekuni, dari awal hanya sekadar untuk mengisi kegiatan setelah pensiun, ternyata justru mampu mendatangkan penghasilan yang tidak sedikit. (erlano putra)
Tinggalkan Komentar