KLB Corona Hingga 29 Mei, Pemkab Pantau Kondisi Ekonomi Daerah

Pasar tradisional menjadi salah satu pusat perekonomian masyarakat yang dipantau Pemkab Sukoharjo selama KLB Corona.

Sukoharjonews.com (Sukoharjo) – Kejadian Luar Biasa (KLB) Corona sudah ditetapkan oleh Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya pada 23 Maret lalu. Status KLB tersebut berlaku hingga 29 Mei mendatang. Artinya, Sukoharjo akan menyandang status KLB Corona tiga bulan lebih. Untuk itu, selama status KLb tersebut Pemkab akan memantau kondisi perekonomian daerah khususnya masyarakat. Pasalnya, pemerintah membuat kebijakan agar masyarakat lebih banyak tinggal di rumah.


“Setelah KLB Corona, perlu diperhatikan dan dipantau bagaimana perekonomian daerah berjalan. Bagaimana kondisi pelaku UMKM, pedagang pasar, dan lainnya,” ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Sukoharjo, Agus Santosa (25/3/2020).

Dikatakan Agus, terkait penetapan status KLB Corona tersebut, Pemkab Sukoharjo sudah melakukan perhitungan matang. Pasalnya, dampak yang ditimbulkan dari penetapan status KLb tersebut pasti akan dialami oleh semua lini yang ada termasuk bidang ekonomi. Agus mengaku sudah sudah meminta sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) melakukan pemantauan di lapangan.

Menurutnya, pemantauan penting setelah Pemkab Sukoharjo menetapkan status KLB melalui Keputusan Bupati Sukoharjo Nomor 440/370 Tahun 2020 tanggal 23 Maret 2020. Kebijakan tersebut diambil Pemkab Sukoharjo dalam rangka memutus penyebaran virus corona. Agus juga mengaku terus berkomunikasi dengan provinsi berkaitan segala hal terkait virus corona, termasuk dampak bagi pelaku UMKM.

Terpisah, Ketua Paguyuban Pedagang Kali Lima (PKL) Sukoharjo, Joko Cahyono menyampaikan, saat ini banyak PKL mengeluhkan sepi pembeli karena masyarakat lebih banyak tinggal di rumah sebagai dampak dari virus corona. Joko mengaku, saat ini masyarakat takut keluar rumah dan khawatir tertular virus. Selain itu, ada juga maklumat Kapolri yang melarang kumpul-kumpul.

“PKL seperti penjual hik sekarang ini sepi pembeli karena ada imbauan tidak nongkrong. Akibatnya penjual hik banyak yang tutup cepat,” ujar Joko.

Joko berharap pandemi Corona segera reda sehingga kondisi kembali normal kembali sehingga roda perekonomian di Sukoharjo bisa berjalan lancar kembali. Menurutnya, tidak hanya pedagang kuliner yang mengelug sepi, tapi juga PKL bidang lainnya juga mengeluhkan hal yang sama. (erlano putra)


Erlano Putra:
Tinggalkan Komentar