Sukoharjonews.com – Mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) yang tergabung dalam Tim II melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Pojok, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo. Salah satu program yang dilakukan adalah menangani abrasi Sungai Bengawan Solo yang melintas di desa tersebut.
“Penanganan abrasi Sungai Bengawan Solo ini dilakukan dengan penanaman 300 pohon di bantaran sungai,” ungkap salah satu mahasiswa, Nadiroh, Rabu(31/8/2024).
Menurutnya, penanaman pohon dilakukan bersama warga dan pemerintah desa. Penanaman dilakukan di Dukuh Tegalmulyo. Kegiatan bertujuan untuk mengatasi masalah abrasi yang semakin mengkhawatirkan dan mengancam pemukiman warga setempat.
“Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk pengabdian kami sebagai mahasiswa kepada masyarakat. Kami berharap, dengan adanya kegiatan ini, masyarakat dapat lebih peduli terhadap lingkungan dan bersama-sama menjaga kelestarian alam,” ujar Nadiroh.
Menurutnya, penanaman bibit yang dilakukan di bantaran Sungai Bengawan Solo diharapkan dapat menjadi solusi dari permasalahan abrasi yang telah terjadi. Selain itu, dampak negatif dari abrasi dapat diminimalisir sehingga lingkungan sekitar menjadi lebih aman dan nyaman bagi masyarakat Dukuh Tegalmulyo, Desa Pojok.
“Kegiatan ini juga menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antara mahasiswa, pemerintah, dan masyarakat dapat memberikan solusi terhadap permasalahan lingkungan yang dihadapi bersama,” ujarnya.
Nadiroh melanjutkan, 300 bibit pohon sendiri merupakan bantuan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui UPT Balai Sertifikasi dan Perbenihan Tanaman Hutan (BSPTH) Provinsi Jawa Tengah. Jenis tanaman yang ditanam dipilih secara khusus karena kemampuannya dalam menahan erosi dan memperkuat struktur tanah di sekitar bantaran sungai seperti tanaman trembesi, tabebuya, trengguli, petai, alpukat dan beberapa jenis tanaman lain.
Kepala Dusun Tegalmulyo, Slamet mengatakan, “Kami sangat berterima kasih atas bantuan bibit tanaman dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah serta kerjasama yang baik antara mahasiswa KKN Tim II Undip, pemerintah, dan masyarakat desa. Kami berharap langkah ini dapat memberikan dampak positif dalam mengatasi abrasi di wilayah kami,” ujarnya.
Penanaman bibit tanaman ini dilakukan secara gotong-royong. Mahasiswa KKN berperan aktif dalam memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan teknik penanaman yang baik agar tanaman dapat tumbuh dengan optimal.
“Kami juga berharap agar pemerintah daerah dapat terus mendukung dan memberikan upaya-upaya nyata dalam penanganan abrasi di wilayah ini. Dukungan dari pemerintah daerah sangat penting untuk memastikan keberlanjutan dan efektivitas program-program penanggulangan abrasi yang telah kami mulai,” tambah Slamet. (nano)
Tinggalkan Komentar