Sukoharjonews.com – Bulan Ramadhan adalah momen yang dinanti oleh umat Islam di seluruh dunia. Sebagai bulan yang penuh berkah dan ampunan, Ramadhan menawarkan kesempatan emas bagi setiap Muslim untuk meningkatkan kualitas ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Agar dapat memaksimalkan manfaat dari bulan suci ini, diperlukan persiapan diri menyambut bulan Ramadhan yang matang dan terencana.
Dikutip dari Nu Online, pada Kamis (6/3/2025) kepatuhan hati hanya bisa didapatkan dengan cara membersihkan hati dari penyakit sombong dan sebagainya. Mengharapkan pahala Allah berarti memfokuskan tujuan hati dalam beribadah puasa hanya untuk Allah, bukan untuk mendapatkan pengakuan atau hadiah dari orang lain. Tanpa fokus dan keikhlasan hati dalam mengharapkan ridha Allah, maka amal ibadah dapat rusak karena faktor paling menentukan dalam amal ibadah adalah niat dan tujuannya. Keikhlasan hati hanya bisa didapatkan dengan cara membersihkan hati dari penyakit pamer dan sebagainya.
Orang-orang yang telah membersihkan hati mereka adalah orang-orang yang siap untuk menghadap serta mengabdikan dirinya di hadapan Allah pada bulan suci Ramadhan. Menghadap Allah dalam keadaan hati yang bersih adalah kunci kebahagiaan dan keselamatan hidup manusia di dunia dan akhirat. Allah berfirman dalam surat Al-Syu’ara, ayat 87-89.
وَلَا تُخْزِنِي يَوْمَ يُبْعَثُونَ، يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ، إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
Artinya, “Janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan. Pada hari ketika tidak berguna lagi harta dan anak-naka. Kecuali orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.”
Membersihkan hati dapat dianggap kunci kesuksesan meraih kemuliaan Ramadhan karena hati yang bersih dapat melahirkan ucapan dan perbuatan yang bersih dan suci selama bulan Ramadhan, sehingga ibadah puasa selalu dihiasi dengan kebaikan dan upaya untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi sekitar kita. Hal ini ditegaskan Imam Ar-Razi dalam kitab Mafatihul Ghaib, juz 4, halaman 161.
أَنَّ الْقَلْبَ مُؤَثِّرٌ وَاللِّسَانَ وَالْجَوَارِحَ تَبَعٌ فَلَوْ كَانَ الْقَلْبُ سَلِيمًا لَكَانَا سَلِيمَيْنِ لَا مَحَالَةَ، وَحَيْثُ لَمْ يَسْلَمَا ثَبَتَ عَدَمُ سَلَامَةِ الْقَلْبِ
Artinya, “Sesungguhnya hati adalah sesuatu yang dapat mempengaruhi, sedangkan lisan dan badan hanya mengikuti pengaruh hati. Jika hati menjadi bersih, maka lisan dan badan pasti akan bersih. Jika lisan dan badan tidak bersih, maka dapat dipastikan bahwa hatinya sedang tidak bersih atau kotor.”
Ucapan dan perbuatan kotor dapat merusak ibadah Ramadhan. Jangan sampai puasa yang dilakukan hanya meraih lapar dan haus saja. Jangan sampai salat Tarawih setiap malam Ramadhan hanya membuat lelah saja. Jangan sampai membaca dan mengkhatamkan Al-Qur’an hanya mendapatkan keringnya mulut. Oleh karena itu, penting sekali untuk mencegah dan meminimalisasi potensi terjadinya hal itu dengan membersihkan hati.
Semoga Allah memberikan kita hati yang bersih, hati yang dapat menguatkan anggota tubuh untuk melaksanakan ibadah dan hati yang dapat memaksimalkan kualitas ibadah anggota tubuh. Semoga ibadah Ramadhan kita dapat dijalankan dengan penuh maksimal untuk meraih segala kebaikan dan keberkahan Ramadhan. Amin, ya Rabbal ‘Alamin.(cita septa)
Tinggalkan Komentar