Sukoharjonews.com (Sukoharjo) – Pandemi virus corona sejak Maret lalu ternyata menyerap anggaran cukup besar. Khusus di bidang kesehatan, anggaran yang sudah terserap untuk penanganan mencapai Rp14,456 miliar. Pencairan anggaran untuk kesehatan sudah dilakukan tiga kali dengan besar berbeda-beda. Anggaran tersebut digunakan untuk penanganan dibidang kesehatan sejak bulan Maret 2020.
“Pencairan anggaran dari pos dana tak terduga sudah tiga kali dengan total Rp14,456 miliar,” jelas Jubir Satuan Tugas Percepatan Penanganan Corona Sukoharjo, Yunia Wahdiyati, Kamis (17/12/2020).
Yunia yang juga Kepala Dinas Kesehatan tersebut melanjutkan, pencairan pertama sebesar Rp4,757 miliar dan tersisa Rp11,965 juta, pencairan kedua Rp6,050 miliar dan tersisa Rp1,833 miliar, dan pencairan ketiga Rp3,649 miliar dan hingga 17 Desember ini baru digunakan Rp220,940 juta. Dengan kata lain, anggaran tersebut belum digunakan seluruhnya.
Menurutnya, anggaran tersebut digunakan untuk penanganan corona yang terkait dengan kesehatan, baik untuk pengadaan Alat Pelidung Diri (APD), kegiatan operasional lain termasuk surveilance epidemiologi, deteksi, screening, dan penyelenggraan Rumah Sehat Corona (RSC). Selain itu juga pelaksanaan desinfeksi lingkungan atau tempat-tempat pelayanan publik dan pemakaman.
Yunia menyampaikan, anggaran tersebut digunakan oleh jajaran Dinas Kesehatan dan juga rumah sakit. “Anggaran ini khusus untuk kesehatan saja diluar dana untuk program sosial seperti jaring pengaman sosial. Insentif tenaga kesehatan (nakes) tidak masuk karena dari anggaran pemerintah pusat,” ujarnya.
Selama ini, ujarnya, Dinas Kesehatan banyak menerima bantuan APD dari kelompok masyarakat, lembaga, perusahaan, dan lainnya sehingga membantu DKK untuk efisiensi anggaran. Pencairan anggaran sendiri dilakukan sesuai kebutuhan.
Disisi lain, sesuai update per 16 Desember kemarin, akumulasi kasus positif corona di Sukoharjo sudah mencapai 2.273 kasus. Dari jumlah tersebut, 1.751 sembuh, 118 meninggal dunia dan tersisa 404 kasus positif aktif yang terdiri dari 237 menjalani isolasi mandiri, empat rawat inap rumah sehat, dan 163 rawat inap rumah sakit.
Sebaran 404 kasus positif aktif masing-masing Kecamatan Kartasura 106 orang, Grogol 40 orang, Mojolaban 58 orang, Sukoharjo 63 orang, Baki 63 orang, Tawangsari 13 orang, dan Bulu 24 orang. Kemudian Kecamatan Bendosari lima orang, Nguter 13 orang, Polokarto delapan orang, Weru sembilan orang, dan Kecamatan Gatak dua orang. (erlano putra)
Tinggalkan Komentar