Ragam  

Ketika Pentas Wayang Kulit Masih Dinantikan Masyarakat Sukoharjo

Pentas wayang kulit “Bima Kridha” di Alun-Alun Sukoharjo, Jumat (22/7/2022) malam.

Sukoharjonews.com – Pagelaran wayang kulit semakin tergerus oleh era globalisasi. Dalam upaya mempertahankan budaya bangsa, Pemkab Sukoharjo menggelar pagelaran wayang kulit di Alun-Alun Satya Negara Sukoharjo rangkaian Hari Lahir Sukoharjo ke-76, Jumat (22/7/2022) malam. Meski antusiasme masyarakat tidak seperti dulu lagi, namun wayang kulit tetap saja masih dinantikan masyarakat.


Dalam pentas wayang kulit di alun-alun tersebut, dalang Ki Bayu Aji membawakan lakon “Bima Kridha”. Pagelaran wayang kulit tersebut ternyata masih diminati masyarakat. Terbukti, lokasi pentas dipadati masyarakat yang ingin menyaksikan pentas wayang kulit secara langsung dimana hal itu sudah jarang terjadi.

Selain masyarakat umum, ternyata dalang Ki Bayu Aji memiliki pengemar yang tergabung dalam Komunitas Sedulur Baji Aji (SBA) yang sudah terbesar. Hal itu menjadikan para penggemarnya selalu memburu pentas Ki Bayu Aji.

Seperti diungkapkan Kalis, 51, anggota komunitas SBA dari Jatisrono, Kabupaten Wonogiri yang khusus datang langsung ke alun-alun Sukoharjo untuk menyaksikan langsung pentas Ki Bayu Aji.

“Kangen saya terobati karena bisa nonton Mas Bayu langsung yang selama pandemi hanya menonton di Youtube saja,” akunya.

Hal senada diungkapkan Suwarto, 61, warga Nguter, Sukoharjo. Suwarto mengaku senang karena di alun-alun ada wayang lagi. “Semoga pandemi bisa benar-benar tuntas dan Sukoharjo bisa rutin wayangan tiap ulang tahun,” ujarnya.


Pentas wayang kulit tersebut juga disiarkan secara streaming sehingga bisa disaksikan para pengemar wayang kulit dimana saja. Streaming wayang kulit di Youtube tersebut mendapat beragam komentar yang bernada dukungan adanya pentas wayang kulit.

“Derek mirsani bosku, semoga tanah kelahiranku selalu makmur, salam budaya,” tulis Subadi, warga Sukoharjo yang tengah merantau di Lampung dalam kolom komentar.

Lakon Bima Kridha sendiri mengisahkan Bima melawan raksasa yang juga seorang raja dari Negara Ekacakra bernama Prabu Boko yang gemar makan daging manusia. Tapi akhirnya dengan gotong royong penduduk yang dipimpin Resi Ijrapa, raksasa tersebut dapat bisa dibunuh oleh Bima dengan menggunakan Kuku Pancanaka. Maka, berakhirlah rezim pemakan manusia di Ekacakra.

Lakon Bima Kridha yang artinya Bima Bekerja memiliki pesan kuat bahwa seseorang harus bekerja keras. Tidak akan ada keberhasilan dan kesejahteraan kalau tidak ada gotong royong dan kerja keras. (sapta/nano)


How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *