Ragam  

Kerawanan Kebakaran Tinggi, Pengelola Pasar Diberi Pelatihan Penggunaan APAR

Bidang Pengelolaan Pasar Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM Sukoharo menggelar sosialisasi penggunaan APAR pada pegelola pasar tradisional, Rabu (14/8).

Sukoharjonews.com (Sukoharjo) – Tingkat kerawanan musibah kebakaran di pasar tradisional termasuk tinggi. Untuk itu, pengelola pasar diberi sosialisasi mengenai penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) di kompleks Gedung Pusat Promosi Potensi daerah (GP3D), Rabu (14/8). Dengan sosialisasi tersebut, ketika muncul titik api yang kompleks pasar, pengelola pasar dan karyawan yang ada di pasar bisa melakukan penanganan sejak dini. Sosialisasi sendiri dilakukan oleh Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM.



“Pada prinsipnya, pelatihan penggunaan APAR ini sebagai bentuk pencegahan terjadinya kebakaran yang besar. Sesuai fungsinya, APAR hanya digunakan untuk pemadaman api di awal muncul api atau awal kebakaran,” jelas Kabid Pengelolaan Pasar Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM Sukoharjo, Santosa Budi Utomo.

Dikatakan Budi, penyebab munculnya api di pasar tradisional bisa karena korsleting listrik dan bisa juga karena faktor kelalaian manusia. Selama ini, ujarnya, kasus kebakaran di pasar tradisional di Sukoharjo tergolong rendah. Meski begitu, kerawanan akan bahaya kebakaran tersebut tetap harus diwaspadai sejak dini. Budi mengaku, kasus kebakaran di pasar pernah melanda di Pasar Mulur, Bendosari sekitar tahun 2015.

Selama ini, ujar Budi, salah satu bentuk pencegahan kebakaran di pasar tradisional adalah dengan menyediakan APAR di setiap pasar tradisional. Jumlah APAR di setiap pasar berbeda karena disesuaikan dengan besar kecilnya pasar. yang pasti, di semua pasar tradisional yang ada di Sukoharjo sudah disediakan APAR. Untuk itu, pengelola pasar diberi sosialisasi penggunaan APAR tersebut.

“Setiap APAR di pasar tradisional juga dicek secara rutin setiap enam bulan sekali untuk memastikan masih berfungsi dengan baik,” ujarnya.

Terkait sosialiasasi penggunaan APAR tersebut, dikatakan Budi diikuti oleh lurah pasar, petugas keamanan, dan petugas kebersihan. Dalam sosialisasi tersebut, selain praktik secara langsung penggunaan APAR, peserta juga diberikan penjelasan terorinya. Lurah Pasar Ir Soekarno dan Pasar Carikan Widadi Nugroho mengatakan, sosialisasi penggunaan APAR tersebut sangat bermanfaat bagi pengelola pasar.

“Tentu kita tidak berharap ada kebakaran di pasar, namun saat itu terjadi pengelola bisa melakukan antisipasi dini menggunaan APAR yang tersedia,” ujarnya.

Widadi mengaku, di Pasar Ir Soekarno sendiri terdapat 24 unit APAR. Dengan sosialisasi penggunaan APAR tersebut, dirinya dan petugas yang lain bisa menggunakan APAR dengan baik ketika muncul kasus kebakaran di pasar tradisional. (erlano putra)



How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 5 / 5. Vote count: 1

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *