Sukoharjonews.com – Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah infeksi retrovirus yang menyebabkan imunodefisiensi inang yang didapat melalui pengurangan jumlah sel T CD4. Tanpa tindakan pengobatan yang tepat, seseorang yang menderita HIV pada akhirnya dapat berkembang ke tahap infeksi lanjutan, yaitu Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS).
Tingkat keparahan kondisi penderita HIV juga dapat bervariasi. Bahkan juga bisa tergantung dengan keefektifan pengobatan HIV yang dijalani.
Kondisi dermatologis ini sangat umum selama seseorang menderita HIV. Gejala yang ditunjukkan pun bisa spesifik yang hanya ditunjukkan oleh penderita HIV, maupun masalah kulit yang banyak ditemukan pada populasi pada umumnya.
Manifestasi kulit umumnya akan meningkat insidensinya dengan penyakit HIV yang lanjut dan penurunan fungsi kekebalan tubuh. Akibatnya adalah morbiditas yang signifikan. Oleh karena itulah, pengenalan dan pengujian dini pada pasien dengan kondisi seperti ini memungkinkan infeksi HIV untuk didiagnosis dan diobati lebih dini.
Dikutip dari Jovee, pada Selasa (12/9/2023), berikut jenis dan ciri-ciri penyakit kulit penderita HIV:
1. Infeksi
Peningkatan kerentanan terhadap infeksi bakteri, virus, jamur, dan parasit umum terjadi. Hal ini dapat muncul pada berbagai tahap penyakit.
2. Kanker
HIV dapat membuat penderitanya lebih rentan terhadap sarkoma Kaposi, sejenis kanker kulit. Kondisi ini membentuk lesi kulit gelap di sepanjang pembuluh darah dan kelenjar getah bening. Biasanya sarkoma Kaposi ini berwarna merah, coklat, atau ungu.
Kondisi ini sering terjadi para penderita HIV stadium lanjut, ketika jumlah sel T4-nya rendah dan sistem kekebalan tubuhnya lemah.
Deteksi dini dari pihak medik dapat membantu mendeteksi kanker ini sejak awal sehingga pengobatan bisa membantu.
3. Psoriasis
Psoriasis adalah kondisi kulit yang disebabkan oleh masalah pada sistem kekebalan tubuh, di mana sel-sel kulit seseorang berkembang lebih cepat dari seharusnya.
Penumpukan sel kulit mati akibat psoriasis seringkali berubah warna menjadi keperakan dan bersisik. Sisik ini bisa muncul di area tubuh mana saja dan dapat berubah menjadi meradang jika tanpa pengobatan.
Bagi penderita HIV, tindakan pengobatan biasa menggunakan salep steroid topikal, tidak dapat bekerja dengan baik. Oleh karena itu, dokter biasanya akan meresepkan krim retinoid dan fototerapi sebagai alternatif yang dirasa lebih efektif.
4. Kutil
Pada pasien penderita HIV, kutil disebabkan oleh human papillomavirus. Kutil bisa berwujud seperti warna kulit atau terlebih seperti bintik kecil.
Kutil pada kulit penderita HIV yang tergores dapat menjadi luka terbuka yang rentan terhadap infeksi. Kutil dapat diangkat melalui pembedahan, tetapi cenderung muncul kembali pada penderita HIV.
5. Molluscum contagiosum
Molluscum contagiosum adalah kondisi kulit yang menyebabkan benjolan pada kulit penderita HIV. Benjolan ini wujudnya beragam, mulai dari serupa warna kulit hingga merah muda tua.
Pada penderita HIV atau AIDS, dapat mengalami 100 benjolan atau lebih sekaligus. Benjolan molluscum contagiosum ini diobati dengan nitrogen cair. Pengobatan ini membutuhkan perawatan secara berulang. Lesi molluscum contagiosum ini tidak sakit, tetapi sangat menular.
Demikianlah beberapa masalah dan ciri-ciri kulit penderita HIV yang penting untuk diketahui. Semoga informasi ini bermanfaat dalam memberikan wawasan dan pengetahuan awal sebelum menjalani pengobatan.(cita septa)
Tinggalkan Komentar