Sukoharjonews.com (Sukoharjo) – Musibah kebakaran masih menjadi momok masyarakat di musim kemarau seperti saat ini. Hal itu terbukti dengan jumlah kasus kebakaran di tahun 2019 ini yang mengalami peningkatan dibandingkan periode sama tahun lalu. Faktor korsleting listrik dan “human error” menjadi penyebab terbanyak kasus kebakaran yang terjadi di Sukoharjo.
“Kasus kebakaran periode Januari–Juli 2018 ada 47 kasus kebakaran dengan nilai kerugian ditaksir Rp2,722 miliar. Sedangkan pada periode Januari–Juli 2019 jumlahnya meningkat menjadi 57 kasus kebakaran dengan nilai kerugian ditaksir Rp2,9 miliar,” jelas Kabid Pemadam Kebakaran Satpol PP Sukoharjo, Margono Jumat (19/7).
Menurutnya, data jumlah kasus kebakaran di Sukoharjo kemungkinan bisa berubah mengingat sekarang masih masuk pertengahan Juli 2019. Hal serupa juga terjadi pada nilai taksiran kerugian akibat kejadian kebakaran. Tentang penyebab kebakaran sendiri, diakui Margono didominasi korsleting listrik dan juga kelalaian manusia. Kelalaian ini dia contohkan membuan puntung rokok yang masih menyala sembarangan.
Sebenarnya, ujar Margono, pihaknya sudah intensif memberikan sosialisasi pada masyarakat untuk melakukan pencegahan terjadinya musibah kebakaran. “Termasuk membakar sampah sembarangan. Biasanya, api dibiarkan menyala dan ditinggal. Tahu-tahu api merembet dan membesar sehingga membakar pekarangan dan lainnya,” ujarnya.
Tiga kasus kebakaran terbaru terjadi pada Kamis (18/7). Kebakaran pertama terjadi disebuah pekarangan di wilayah Desa Triyagan, Kecamatan Mojolaban, sebuah gudang di Dukuh Babadan, Desa Karangmojo, Kecamatan Weru dan disebuah gudang material bangunan di Desa Pucangan, Kecamatan Kartasura. (erlano putra)
Tinggalkan Komentar