Kampanye Germas, DKK Luncurkan Deteksi Dini Faktor Resiko Penyakit Tidak Menular

Ketua TP PKK Sukoharjo Etik Suryani saat menyerahkan Posbindu kit pada perwakilan kepala desa dan lurah, Rabu (17/7).

Sukoharjonews.com (Bendosari) – Tingginya angka kematian akibat penyakit tidak menular (PTM) membuat Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo terus berupaya memberikan sosialisasi pada masyarakat akan pentingnya deteksi dini. Untuk itu, DKK meluncurkan program “Deteksi Dini Daktor Resiko Penyakit Tidak Menular” di Pendopo Graha Satya Praja, Rabu (17/7). Dalam kesempatan itu, DKK juga membagikan perlengkapan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) untuk 167 desa/kelurahan yang ada di Sukoharjo.


“Deteksi dini ini dalam rangka menurunkan angka kematian yang disebabkan PTM dengan sasaran warga berusis 15 hingga 59 tahun melalui Posbindu di masing-masing desa/kelurahan,” jelas Plt Kepala DKK Sukoharjo Yunia Wahdiyati.

Dikatakan Yunia, deteksi dini faktor resiko PTM di masyarakat akan dilakukan melalui Posbindu. Posbindu PTM tersebut menjadi upaya efektif dan efisien dalam mencegah dan mengendalikan kasus baru PTM di masyarakat. PTM yang diwaspadai antara lain diabeletes melitus, kanker, hipertensi atau tekanan darah tinggi, stroke, obesitas, dan juga PTM lainnya. Dia berharap masyarakat memanfaatkan Posbindu di masing-masing desa/kelurahan karena DKK sudah memberikan perlengkapan untuk Posbindu tersebut.

Yunia juga mengatakan, pelaksanaan skrining kesehatan deteksi dini faktor resiko penyakit tidak menular akan dilaksanakan mulai bulan ini hingga Desember mendatang di seluruh wilayah di Kabupaten Sukoharjo. Skrining kesehatan tersebut meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar perut, tekanan darah, pemeriksaan gula darah sewaktu dan anamnesa perilaku berisiko.

Sementara itu, Asisten II Sekda, Widodo menyatakan keprihatinannya akan meningkatnya angka penyakit tidak menular yang kini menjadi penyebab kematian terbesar di Indonesia. Menurutnya, kondisi tersebut menjadi beban ganda dalam pelayanan kesehatan sekaligus tantangan yang harus dihadapi dalam pembangunan bidang kesehatan. “Perubahan fenomena ini terjadi akibat perilaku masyarakat dalam menjalankan pola hidup sehat,” ujarnya.

Widodo juga mengatakan, selama ini warga sudah melakukan antisipasi terhadap penyakit menular namun mengabaikan perilaku yang berdampak pada munculnya penyakit tidak menular dan juga memicu kematian. Untuk itu, Pemkab mengajak kader kesehatan untuk terus memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga perilaku hidup sehat melalui kampanye gerakan masyarakat (Germas). (erlano putra)


Erlano Putra:
Tinggalkan Komentar