Jembatan Gadingan Masih Belum Jelas, Pemkab Kembali Ajukan Anggaran ke Pusat

Lokasi rencana pembangunan jembatan Gadingan yang akan menghubungkan dengan Kampung Beton, Jebres, Solo.

Sukoharjonews.com (Sukoharjo) – Rencana pembangunan Jembatan Gadingan di Kecamatan Mojolaban belum bisa direalisasikan tahun ini. Pasalnya, pemerintah pusat belum menganggarkan pembangunan jembatan yang menghubungkan Desa Gadingan, Mojolaban, Sukoharjo dengan Kelurahan Sewu, Kecamatan Jebres, Solo tersebut. Sesuai rencana awal jembatan tersebut akan dibiayai sepenuhnya oleh pemerintah pusat.


“Untuk tahun ini belum dianggarkan sehingga kami mengajukan kembali dengan harapan tahun depan bisa dianggarkan dan pembangunan bisa terealisasi,” jelas Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Sukoharjo, Bowo Sutopo Dwi Atmojo, Kamis (4/7).

Awal mula rencana pembangunan jembatan itu sendiri muncul setelah Menko PMK Puan Maharani meninjau lokasi. Sebenarnya, pembangunan jembatan sempat akan direalisasikan tahun lalu namun urung dilakukan karena ada perubahan desain jembatan. Dari rencana jembatan gantung menjadi jembatan permanen. Perubahan itulah yang membuat realisasi pembangunan menjadi tertunda.

Namun, ujar Bowo, saat ini Pemkab Sukoharjo menyerahkan sepenuhnya pada pemerintah pusat soal desain jembatan tersebut. Yang jelas, Pemkab Sukoharjo meminta lebar jembatan mencapai tiga meter. Surat permohonan anggaran pembangunan jembatan Gadingan tersebut sudah dilayangkan ke pemerintah pusat belum lama ini. “Intinya Pemkab Sukoharjo menyerahkan sepenuhnya pada pusat, apakah mau jembatan gantung atau jembatan permanen. Kami hanya minta agar lebarnya tiga meter,” ujarnya.

Permintaan lebar jembatan tiga meter itu bukan tanpa alasan. Jika dibangun dengan lebar tiga meter, makam jembatan bisa dilalui kendaraan roda empat. Jembatan itu sendiri cukup vital bagi masyarakat Desa Gadingan, Mojolaban sebagai akses ekonomi maupun akses bagi anak sekolah. Selama ini, banyak perajin karak yang menjual produknya ke Kota Solo dan menyeberang menggunakan jembatan sesek dari bambu.

“Kalau musim hujan biasanya menggunakan perahu untuk menyeberang. Tapi kalau Sungai Bengawan Solo banjir perahu tidak bisa dioperasikan sehingga mengganggu akses warga,” tambah Bowo. (erlano putra)


Erlano Putra:
Tinggalkan Komentar