Jangan Terlewat untuk Membaca Doa Witir Ini

Doa setelah witir. (Foto: kashoorga)

Sukoharjonews.com – Salat witir adalah ibadah sunah yang dianjurkan dilakukan dalam Islam. Ada doa setelah salat witir yang harus dipanjatkan dengan khusuk. Salat witir merupakan salat yang dilakukan dalam rakaat ganjil. Anda bisa melakukan salat ini dengan dua rakaat terlebih dahulu, lalu diakhiri dengan salam.

Dikutip dari Nu Online, pada Kamis (28/3/2024), diantara waktu yang sering digunakan umat Islam untuk berdoa secara berjamaah di bulan Ramadhan adalah saat pembacaan Doa Shalat Witir. Sebaiknya, sebelum memanjatkan doa, hendaknya diawali dengan dzikir terlebih dahulu.

Dzikir dan Doa Sesudah Shalat Witir Adapun dzikir dan doa setelah shalat witir, yaitu sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Ubay bin Ka’ab, ia berkata :

فَإِذَا فَرَغَ قَالَ عِنْدَ فَرَاغِهِ سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ يُطِيلُ فِي آخِرِهِنَّ

Artinya: “Jika Rasulullah Saw telah selesai dari witirnya, beliau membaca ‘Subḫânal malikil quddûs (sebanyak tiga kali)’, beliau memanjangkan di akhirnya.” (HR. An-Nasa’i no. 1700, Ibnu Majah no. 1182.)

Anjuran dzikir tersebut juga dijelaskan dalam kitab Nihayatuz Zain karya Syekh Nawawi al-Bantani yang dikatakan :

وَيُسَنُّ أَنْ يَقُولَ بَعْدَ الْوِتْرِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ وَأَنْ يَقُولَ اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِرِضَاك مِنْ سَخَطِك وَبِمُعَافَاتِك مِنْ عُقُوبَتِك وَأَعُوذُ بِك مِنْك لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْك أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْت عَلَى نَفْسِك

Artinya: “Seseorang dianjurkan setelah shalat witir membaca 3 kali, ‘Subḫânal malikil quddûs,’ kemudian membaca, ‘Allâhumma inî a‘ûdzu bi ridhâka min sakhathika, wa bi mu‘âfâtika min ‘uqûbatika. Wa a‘ûdzu bika minka, lâ uhshī tsanâ’an alayka anta kamâ atsnayta ‘alâ nafsika.” (Syekh Nawawi al-Bantani, Nihayatuz Zain, [Beirut : Daar El-Fikr], halaman 102]

Setelah membaca dzikir sesuai dengan sabda Rasulullah Saw tersebut, kemudian dianjurkan untuk membaca doa sesudah shalat witir yang dipimpin oleh bilal, sebagaimana berikut :

اللَّهُمَّ إنَّا نَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوْبَتِكَ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْكَ لَا نَحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِك

Artinya: “Ya Allah, kami berlindung dengan ridha-Mu dari bahaya murka-Mu, dan kami berlindung dengan ampunan-Mu dari bahaya hukuman-Mu, dan kami berlindung kepada-Mu dari adzab-Mu, kami tidak bisa menghitung pujian atas-Mu. Engkau adalah sebagaimana Engkau memuji atas diri-Mu.” (HR. Abu Daud no. 1427, Tirmidzi no. 3566, An-Nasa’i no. 1748 dan Ibnu Majah no. 1179.)

Selain doa dan dzikir di atas juga ada doa khusus setelah shalat witir, atau biasa disebut dengan doa Kamilin (Doa Minta Kesempurnaan) yang bisa dijumpai dalam karya (Sayyid Utsman bin Yahya, Maslakul Akhyar, Cetakan Al-‘Aidrus, Jakarta). Doa tersebut berbunyi :

أَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْاَلُكَ إِيْمَانًا دَاِئمًا وَنَسْأَلُكَ قَلْبًا خَاشِعًا وَنَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَنَسْأَلُكَ يَقِيْنًا صَادِقًا وَنَسْأَلُكَ عَمَلًا صَالِحًا وَنَسْأَلُكَ دِيْنًا قَيِّمًا وَنَسْأَلُكَ خَيْرًا كَثِيْرًا وَنَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ وَنَسْأَلُكَ تَمَامَ الْعَافِيَةِ وَنَسْأَلُكَ الشُّكْرَ عَلَى الْعَافِيَةِ وَنَسْأَلُكَ الْغِنَى عَنِ النَّاسِ أَللَّهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلَاتَنَا وَصِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَتَخَشُّعَنَا وَتَضَرُّعَنَا وَتَعَبُّدَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَنَا يَا أَللهُ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى خَيْرِ خَلْقِهِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Artinya: “Ya Allah, kami mohon pada-Mu, iman yang langgeng, hati yang khusyuk, ilmu yang bermanfaat, keyakinan yang benar,amal yang saleh, agama yang lurus, kebaikan yang banyak.kami mohon kepada-Mu ampunan dan kesehatan, kesehatan yang sempurna, kami mohon kepada-Mu bersyukur atas karunia kesehatan, kami mohon kepada-Mu kecukupan terhadap sesama manusia. Ya Allah, tuhan kami terimalah dari kami: shalat, puasa, ibadah, kekhusyu’an, rendah diri dan ibadah kami, dan sempurnakanlah segala kekurangan kami. Ya allah, Tuhan yang Maha Pengasih dari segala yang pengasih. Dan semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada makhluk-Nya yang terbaik, Nabi Muhammad SAW, demikian pula keluarga dan para sahabatnya secara keseluruhan. Serta segala puji milik Allah Tuhan semesta alam.”

Lebih jauh lagi, doa tersebut juga bisa dilihat dalam kitab Majmu’ah Maqruat Yaumiyah wa Usbuiyyah karya pengasuh Pondok Pesantren Langitan Tuban, KH Muhammad bin Abdullah Faqih.

Pada lembar pengantar, KH Abdullah Faqih, mengatakan bahwa doa-doa dalam kitab itu merupakan hasil ijazah dari Kiai Abdul Hadi (Langitan), Kiai Ma’shum (Lasem), Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliki, dan Syekh Yasin bin Isa Al Fadani. Beliau KH Abdullah Faqih memberikan restu atau ijazah kepada siapa saja yang mengamalkan (ijazah munawalah). Demikianlah dzikir dan doa sesudah shalat witir yang bisa diamalkan. Semoga bermanfaat. Wallahu A’lam.(cita septa)

Cita Septa Habibawati:
Tinggalkan Komentar