Sukoharjonews.com – Depresi merupakan salah satu masalah kesehatan mental yang bisa terjadi pada siapa saja. Namun menurut Neel Burton, seorang penulis dari Heaven and Hell: The Psychology of the Emotions, perempuan dua kali lebih mungkin mengalami depresi dibanding pria.
Dilansir dari Very Well Mind., Sabtu (17/62023), juga menemukan bahwa dibanding pria, perempuan secara alamiah rentan mengalami depresi dan perubahan mood. Lantas, mengapa kondisi tersebut bisa terjadi? Berikut beberapa faktor pemicunya
1. Hormon
Mood swing atau perubahan suasana hati cenderung terjadi pada perempuan ketimbang pria, dan salah satu penyebabnya ialah perbedaan hormon.
Dalam hidupnya, perempuan memiliki banyak fase perubahan hormon, antara lain masa puber, PMS, kehamilan hingga menopause. Efek dari setiap perubahan tersebut memicu lonjakan emosi sehingga perempuan lebih sensitif.Mood swing bisa jadi sangat mengganggu, dan jika dibiarkan bisa berujung depresi atau masalah mental lainnya.
2. Sosial Budaya
Selain hormon, perbedaan gender dalam kehidupan sosial juga berperan dalam tingkat depresi seseorang.
Pria identik dengan pemimpin dan kekuasaan, sementara perempuan umumnya disosialisasikan untuk menjadi penurut, mengayomi, dan peka terhadap apapun.
Tanpa disadari, penekanan tersebut menjadikan perempuan melihat dirinya melalui pendapat orang lain. Mereka akan memikirkan sesuatu secara berlebihan, bahkan pada kemungkinan yang belum tentu terjadi. Kondisi ini bisa memberikan dampak buruk untuk mental maupun kesehatannya.
3. Peran Sosial
Zaman sudah berkembang pesat membawa banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat, termasuk dengan bertambahnya peran-peran para perempuan.
Banyak perempuan menjalani tugas rangkap, sebagai ibu rumah tangga, sebagai ibu dari anak, sebagai istri dan juga sebagai perempuan karier yang membantu ekonomi keluarga. Perempuan menghabiskan banyak energi dan waktunya untuk menyeimbangkan peran-perannya tersebut.
Baik dalam ranah publik maupun ranah domestik, perempuan memegang tanggungjawab yang besar. Jadi, tidak heran bila perempuan lebih mudah mengalami stres.
4. Coping Mechanism
Berbeda dengan pria yang menggunakan problem solving, perempuan lebih berfokus pada kondisi emosional sebagai metode coping mechanism. Mereka mengalihkan perhatian dari sumber stres dengan membuat dirinya merasa nyaman.
Meski membantu mengurangi pikiran negatif, terkadang, strategi ini membuat perempuan menunda-nunda mengatasi masalahnya. Mereka membiarkan dirinya nyaman dengan pelarian tersebut, padahal bisa jadi masalah yang lebih berat akan datang. (patrisia argi)
Tinggalkan Komentar