Sukoharjonews.com – Stres mempengaruhi kita semua. Anda mungkin memperhatikan gejala stres saat mendisiplinkan anak, saat sibuk bekerja, saat mengelola keuangan, atau saat menghadapi hubungan yang menantang.
Dilansir dari WebMD, Rabu (1/5/2-24), langkah pertama untuk mengendalikan stres adalah dengan mengetahui gejala-gejala stres. Namun mengenali gejala stres mungkin lebih sulit dari yang Anda kira. Kebanyakan dari kita sudah terbiasa dengan stres, seringkali kita tidak menyadari bahwa kita sedang stres sampai kita berada pada titik puncaknya.
Stres adalah reaksi tubuh terhadap situasi berbahaya baik nyata maupun dirasakan. Saat Anda merasa terancam, reaksi kimia terjadi di tubuh Anda yang memungkinkan Anda bertindak untuk mencegah cedera. Reaksi ini dikenal sebagai “fight-or-flight” atau respons stres. Selama respons terhadap stres, detak jantung Anda meningkat, pernapasan menjadi lebih cepat, otot menegang, dan tekanan darah meningkat. Anda sudah siap untuk bertindak. Begitulah cara Anda Lindungi dirimu sendiri.
Stres memiliki arti yang berbeda bagi orang yang berbeda. Apa yang menyebabkan stres pada seseorang mungkin tidak menjadi perhatian orang lain. Beberapa orang lebih mampu menangani stres dibandingkan yang lain. Dan, tidak semua stres itu buruk. Dalam dosis kecil, stres dapat membantu Anda menyelesaikan tugas dan mencegah Anda terluka. Misalnya, stres yang membuat Anda menginjak rem agar tidak menabrak mobil di depan Anda. Itu hal yang bagus.
Tubuh kita dirancang untuk menangani stres dalam dosis kecil. Namun, kita tidak mampu menangani stres kronis jangka panjang tanpa konsekuensi buruk.
Apa Gejala Stres?
Stres dapat memengaruhi seluruh bagian kehidupan Anda, termasuk emosi, perilaku, kemampuan berpikir, dan kesehatan fisik. Tidak ada bagian tubuh yang kebal. Namun, karena orang menangani stres secara berbeda, gejala stres pun bisa berbeda-beda. Gejalanya bisa tidak jelas dan mungkin sama dengan gejala yang disebabkan oleh kondisi medis. Jadi penting untuk mendiskusikannya dengan dokter Anda. Anda mungkin mengalami salah satu gejala stres berikut.
Gejala emosional stres meliputi :
Menjadi mudah gelisah, frustrasi, dan murung
Merasa kewalahan, seolah-olah Anda kehilangan kendali atau perlu mengambil kendali
Sulit untuk bersantai dan menenangkan pikiran
Merasa buruk terhadap diri sendiri (harga diri rendah), dan merasa kesepian, tidak berharga, dan tertekan
Menghindari orang lain
Gejala fisik stres meliputi:
- Energi rendah
- Sakit kepala
- Sakit perut , termasuk diare , sembelit , dan mual
- Sakit, nyeri, dan otot tegang
- Nyeri dada dan detak jantung cepat
- Insomnia
- Sering masuk angin dan infeksi
- Hilangnya hasrat dan/atau kemampuan seksual
- Gugup dan gemetar, telinga berdenging , serta tangan dan kaki dingin atau berkeringat
- Mulut kering dan sulit menelan
- Rahang terkatup dan gigi bergemeretak
Gejala kognitif stres meliputi:
- Kekhawatiran terus-menerus
- Pikiran balap
- Kelupaan dan disorganisasi
- Ketidakmampuan untuk fokus
- Penilaian yang buruk
- Menjadi pesimis atau hanya melihat sisi negatifnya
Gejala perilaku stres meliputi:
- Perubahan nafsu makan — tidak makan atau makan terlalu banyak
- Menunda-nunda dan menghindari tanggung jawab
- Lebih banyak penggunaan alkohol, obat-obatan, atau rokok
- Memiliki perilaku yang lebih gugup, seperti menggigit kuku , gelisah, dan mondar-mandir. (patrisia argi)
Tinggalkan Komentar