Sukoharjonews.com – Sekolah Menengah Atas (SMA) unggulan yang dibangun pengusaha Chairul Tanjung (CT) beserta istri Anita Ratnasari di Kabupaten Sukoharjo tidak memungut biaya sepeserpun alias gratis. Hanya saja, tidak semua siswa bisa masuk ke SMA yang dibangun di Desa Sidorejo, Bendosari. Syarat utama untuk bisa masuk adalah berasal dari keluarga miskin dan harus pintar.
“Jadi tidak semua calon siswa bisa masuk ke SMA unggulan ini. Ada seleksi ketat dimana calon siswa harus berasal dari keluarga miskin dan pintar,” tandas Ketua CT Arsa Foundation Anita Ratnasari, Jumat (22/9) usai peletakan batu pertama pembangunan sekolah.
Dikatakan Anita, tiap tahun ajaran baru, kuota siswa yang akan diterima hanya 200 orang untuk delapan kelas. Pasalnya, tiap kelas hanya akan diisi sebanyak 25 siswa. SMA unggulan di Sidorejo tersebut konsepnya sama dengan SMA unggulan yang sudah berdiri di Medan tahun 2010 lalu.
“Sekolah ini sasarannya memang warga miskin yang pintar tapi tidak punya biaya untuk melanjutkan pendidikan,” ujarnya.
Sesuai misi utama kami, ujarnya, sekolah tersebut ingin memutus mata rantai kemiskinan dengan pendidikan dan kesehatan berkualitas. Anita optimistis misi tersebut akan tercapai karena untuk SMA unggulan di Medan, dari 95% alumni bisa diterima di perguruan tinggi negeri favorit. Untuk itu, dia berharap alumni dari Sukoharjo juga demikian.
Dalam rekrutmen calon siswa nantinya, Anita mengaku CT Arsa Foundation akan datang sendiri ke Sukoharjo melakukan rekrutmen. Nantinya tim akan turun ke lapangan melakukan survei apakah calon siswa benar-benar berasal dari keluarga miskin atau tidak. “Perekrutan ketat agar siswa yang masuk memang benar-benar berasal dari keluarga miskin dan pintar,” ujarnya.
Menurut Anita, pihaknya melakukan seleksi ketat karena sekolah tersebut tidak akan memungut biaya apapun alias gratis. Baik untuk asrama, makan, dan kebutuhan lain, siswa tidak akan dipungut biaya. Itulah yang membedakan dengan sekolah yang lain. CT Arsa Foundation sendiri berencana membangun sekolah serupa di semua provinsi.
Sedangkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sukoharjo Darno mengatakan, melihat segmen yang dibidik sekolah tersebut, dia berkeyakinan tidak akan mengancam SMA yang lain. Darno melihat, pendirian SMA gratis tersebut sangat bagus karena menyasar warga kurang mampu yang berprestasi. “Saya kira cukup bagus,” ujar Darno. (nano sumarno)
Facebook Comments