Sukoharjonews.com -Toxoc telah menjadi suatu kosa kata yang tidak lagi asing terdengar dalam kehidupan sehari-hari. Kata ini biasa digunakan untuk menggambarkan sebuah hubungan tidak sehat antara dua orang.
Dilansir dari Scary Mommy, Kamis (16/2/2023), hubungan toksik tidak hanya bisa terjadi jika kamu punya pasangan yang salah. hubungan toksik juga bisa terjadi antara kamu dengan dirimu sendiri. Bagaimana tanda-tandanya? Simak ulasannya berikut ini!
Terus Fokus pada Hal Negatif
Anak kecil terlahir dengan optimisme dan imajinasinya yang luas. Namun, beberapa orang cenderung memandang sinis pada optimisme tanpa dasar saat mereka mulai beranjak dewasa.
Pada akhirnya, beberapa orang tersebut cenderung fokus pada hal-hal negatif dalam hidupnya. Memang, terkadang hal ini bisa terjadi pada semua orang, tetapi jika kamu terlalu terbiasa dengan pola pikir negatif, kamu tidak akan pernah memiliki atau mencapai hal-hal yang kamu dambakan.
Mengalah Sebelum Berusaha
Beberapa orang merasa terintimidasi dengan sebuah pekerjaan yang mereka inginkan, tetapi justru tidak melakukan persiapan sebelum wawancara. Ada juga beberapa orang yang menunda-nunda pekerjaan sampai menjelang tenggang waktu dan akhirnya menyerahkan hasil yang di bawah standar.
Alasan seseorang melakukan contoh-contoh tindakan di atas adalah karena mereka takut akan kegagalan. Mereka melakukan tindakan tersebut sebagai mekanisme pertahanan diri agar punya alasan bahwa kegagalan terjadi hanya karena mereka belum menunjukkan upaya terbaiknya—dan bersikap seolah mereka bisa berhasil kalau lebih serius.
Tidak Menghormati Diri Sendiri
Beberapa orang makan berlebihan dan berakhir membenci dirinya sendiri setelah melakukannya. Beberapa orang tidak memberikan atau menuruti keinginannya sendiri karena merasa tidak pantas mendapatkannya.
Beberapa orang lainnya memutuskan untuk diam karena merasa pendapat orang lain lebih berarti daripada pendapatnya sendiri. Semua sikap tersebut menunjukkan bahwa mereka tidak menghormati diri sendiri.
Berbohong dengan Diri Sendiri
Kandungan flavonoid pada beri-berian mampu meningkatkan daya ingat pada otak. Hal ini telah diteliti oleh ahli dan telah teruji bahwa beri-berian dapat meningkatkan daya ingat. Jika rutin mengkonsumsi beri-berian, maka juga dapat mampu menunda penurunan memori.
Banyak orang yang menolak mengakui perasaannya karena hal itu terlalu menakutkan, membuat mereka kesal, atau merasa tidak pantas memilikinya. Beberapa orang lainnya terjebak dalam kondisi penolakan dan berpura-pura baik-baik saja ketika bagian diri mereka yang lain tahu bahwa itu tidak benar.
Sementara itu, ada pula seseorang yang merasionalisasikan atau berusaha meminimalisir dampak negatif dari realita yang mereka hadapi. Pada akhirnya, orang-orang tersebut memutuskan untuk percaya pada hal yang ingin mereka percayai. (patrisia argi)
Tinggalkan Komentar