Ingat Kesehatan Mental Lebih Penting dari 5 Hal Ini

Kesehatan mental lebih penting dari 5 hal ini. (Foto : Freepik)

Sukoharjonews.com – Kesehatan mental sudah bukanlah topik baru, bahkan saat ini sering kali menjadi pembahasan utama dalam sebuah pembicaraan. Ketika kesehatan mental terganggu atau mungkin dikorbankan untuk hal lain, kita mungkin telah menciptakan masalah jangka panjang, trauma, atau kerusakan psikologis pada diri kita, tergantung pada situasinya.

Dilansir dari Psych2go, Selasa (21/3/2023), banyak alasan mengapa seseorang mungkin melihat kesehatan mental sebagai hal yang dapat diabaikan. Ketika kita memutuskan untuk bersikap abai pada kesehatan mental, kedamaian mental pun akan terganggu. Maka dari itu, kita perlu memahami bahwa kesehatan mental lebih penting dari 5 hal ini.

Popularitas
Ada banyak alasan seseorang dapat menyebabkan stres pada diri mereka sendiri serta kesehatan mental mereka ketika mereka menjadi orang yang paling populer. Studi berkali-kali telah menunjukkan bahwa kepopuleran di media sosial terus-menerus memiliki efek negatif pada kesehatan mental, termasuk depresi, takut ketinggian, tidur, dan citra tubuh.

Cobalah untuk bangga dengan pencapaian yang sudah kita capai. Jika kita tidak merasa di tempat yang kita inginkan atau merasa pencapaian kita tidak sesuai dengan harapan, ingatlah bahwa pencapaian pribadi kita adalah tonggak sejarah dalam kehidupan kita, bukan untuk orang lain atau kelompok.

Begadang
Tidur sangat penting untuk banyak aspek tubuh kita, dan mengurangi waktu tidur sama saja merupakan tindakan ‘kriminal’ untuk diri kita sendiri. Banyak orang di seluruh dunia cenderung memilih tetap terjaga daripada tidur karena berbagai alasan, namun begadang bisa menjadi satu hal yang bisa kita sesali esok paginya.

Begadang dapat memperburuk depresi, memicu gangguan bipolar, dan mengganggu sistem kekebalan tubuh. Pastikan untuk tidur siang yang cukup jika memiliki waktu luang atau menghubungi seorang profesional untuk membantu mengatur pola tidur.

Hubungan Romantis
Ekspektasi yang dapat muncul dari tekanan masyarakat untuk menemukan tambatan hati kadang-kadang bisa sangat merumitkan. Survei dan data statistik menunjukkan bahwa 53 persen dewasa muda lajang berusia 18-29 tahun melaporkan semacam tekanan untuk menjalin hubungan dengan orang lain.

Tidak setiap orang dewasa di seluruh dunia telah menemukan cinta. Ingatlah bahwa tidak apa-apa untuk tumbuh dengan kecepatan kita sendiri dan membuat keputusan terbaik untuk diri kita. Seperti yang banyak orang katakan, cinta akan menyelinap pada saat kita tidak menduganya.

Pekerjaan atau Pendidikan
Kerja terus-menerus atau selalu sibuk dengan pendidikan ternyata bisa menimbulkan kelelahan akademik. Menurut University of The People, kelelahan akademik adalah reaksi emosional, fisik, dan mental yang negatif terhadap studi berkepanjangan yang mengakibatkan kelelahan, frustrasi, dan kurangnya motivasi.

Belajar sampai mata mulai sakit atau bekerja sampa suasana hati menjadi tidak baik dapat merusak kualitas informasi yang kita pelajari atau pekerjaan yang hendak kita selesaikan. Jika kita telah bekerja sangat keras sehingga mengorbankan kesehatan mental, kita mungkin merasa semakin sulit untuk mempertahankan kinerja kita.

Cobalah mencari waktu untuk istirahat makan siang, ngemil, atau bahkan istirahat di kamar mandi untuk memberi diri sedikit waktu yang dibutuhkan untuk mengisi ulang energi.

Tidak Mementingkan Diri Sendiri
Meskipun penyesalan bisa menjadi hal yang umum ketika kita melakukan hal-hal yang tidak kita inginkan, terkadang orang-orang terdekat di sekitar kita yang menjadi alasan mengapa kita mengorbankan diri sendiri. Namun, yang perlu diperhatikan adalah ketika kita mencurahkan terlalu banyak waktu, tenaga, atau terlalu banyak berkorban hanya demi orang lain, kita mungkin akan merasa terbebani ke depannya.

Pastikan untuk menghormati batasan yang telah dibuat. Menetapkan batasan akan membuat orang tahu bahwa kita mungkin lebih dapat membantu dengan hal-hal tertentu.

Kesehatan mental dan kesehatan fisik cenderung sejalan layaknya pasangan. Tetapi penting untuk mengetahui kapan kita bisa berkorban untuk orang lain atau menempatkan diri dalam situasi di mana kita merasa seolah-olah secara mental mengorbankan emosi untuk mencapai sebuah tujuan.(patrisia argi)

Patrisia Argi Satuti:
Tinggalkan Komentar