Harkitnas, Bupati dan Pejabat Forkopimda Ziarah Makam Pahlawan

Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya beserta istri Etik Suryani dan pejabat Forkopimda ziarah ke Makam Pahlawan KH Samanhudi di Desa Banaran, Grogol usai upacara Hari Kebangkitan Nasional, Senin (21/5).

Sukoharjonews.com (Bendosari) – Memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas), Pemkab Sukoharjo menggelar upacara bendera, Senin (21/5). Bertindak sebagai Inspektur Upacara adalah Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya. Upacara juga dihadiri sejumlah pejabat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Usai upacara, Bupati bersama pejabat Forkompimda melakukan ziarah ke makam Pahlawan Nasional KH Samanhudi di Desa Banaran, Grogol.


Saat membacakan sambutan Menteri Kominfo Rudiantara, Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya menyampaikan, bersatu adalah kunci jika ingin menggapai cita-cita yang sangat mulia. Namun, di saat yang sama tantangan mahakuat mengadang di depan. Boedi Oetomo memberi contoh bagaimana dengan berkumpul dan berorganisasi tanpa melihat asal muasal primordial akhirnya bisa mendorong tumbuhnya semangat nasionalisme yang menjai bahan bakar utama kemerdekaan.

“Boedi Oetomo menjadi salah satu penanda utama bahwa bangsa Indonesia untuk pertama kali menyadari pentingnya persatuan dan kesatuan,” ujarnya.

Dalam peringatan Harkitnas tahun ini, tema yang diangkat adalah “Pembangunan Sumber Daya Manusia Memperkuat Pondasi Kebangkitan Nasional Indonesia dalam Era Digital”. Tema tersebut harus dimaknai dengan upaya-upaya penyadaran setiap masyarakat Indonesia. Untuk mengembangkan diri dan merebut setiap peluang untuk meningkatkan kapasitas diri yang dibuka oleh berbagai pihak, baik pemerintah, badan usaha, maupun masyarakat sendiri.

Bung Karno sendiri juga menggambarkan persatuan bangsa seperti layaknya sapu lidi. Jika tidak diikat, maka lidi tersebut akan tercerai berai, tidak berguna dan mudah dipatahkan. Tapi, jika lidi tersebut diikat menjadi sapu, maka tidak ada manusia yang bisa mematahkannya. Gambaran tersebut aktual sekali pada masa sekarang ini.

“Kita merasakan kekuatan-kekuatan yang berusaha merenggangkan ikatan sapu lidi kita. Kita disuguhi hasutan-hasutan yang membuat kita bertikai dan tanpa sadar mengiris ikatan yang sudah puluhan tahun menyatukan segala perbedaan tersebut,” papar Bupati.

Padahal, lanjut Bupati, saat ini merupakan masa yang sangat menentukan. Inilah era yang menuntut masyarakat untuk tidak buang-buang waktu demi mengejar ketertinggalan dengan bangsa-bangsa lain. Momentum sekarang ini menuntut masyarakat untuk tidak buang-buang energi untuk bertikai dan lebih fokus pada pendidikan dan pengembangan manusia Indonesia.

“Dulu kita bisa dengan keterbatasan akses pengetahuan dan informasi, dengan keterbatasan teknologi untuk komunikasi, berhimpun dan menyatukan pikiran untuk memperjuangkan kedaulatan bangsa. Seharusnya kita juga bisa, sepikul berdua, menjaga dunia yang serbadigital ini agar menjadi wadah yang kondusif bagi perkembangan budi pekerti, yang seimbang dengan pengetahuan dan keterampilan generasi penerus,” pesannya.

Usai upacara, acara dilanjutkan dengan ziarah ke Malam Pahlawan KH Samanhudi di Desa Banaran, Grogol. Ziarah dipimpin oleh Kapolres AKBP Iwan Saktiadi. Di lokasi tersebut, secara bergantian Bupati dan pejabat Forkopimda melakukan tabur bunga diatas makam KH Samanhudi dan juga makam lain di sekitarnya. (erlano putra)


Erlano Putra:
Tinggalkan Komentar