Hari Halloween: Budaya, Tradisi, dan Perkembangannya di Dunia

Suasana Halloween. (Foto: Pinterest)

Sukoharjonews.com – Halloween, yang dirayakan setiap 31 Oktober, telah menjadi salah satu perayaan budaya yang populer di seluruh dunia, terutama di negara-negara Barat seperti Amerika Serikat, Kanada, Inggris, dan beberapa negara Eropa. Halloween memiliki akar sejarah yang mendalam, berasal dari festival kuno Celtic bernama Samhain, yang menandai akhir musim panen dan awal musim dingin. Selama perayaan ini, masyarakat percaya bahwa batas antara dunia manusia dan roh menjadi tipis, sehingga memungkinkan roh-roh berkeliaran di dunia manusia.

Dikutip dari artikel “The Globalization of Halloween” dalam Journal of American Folklore, Kamis (07/11/2024), disebutkan tradisi Halloween menyebar ke berbagai negara melalui pengaruh media, budaya populer, dan migrasi. Di negara-negara seperti Jepang dan Korea Selatan, Halloween telah berkembang dari perayaan tradisional Barat menjadi peristiwa modern yang berfokus pada pesta kostum dan hiburan.

Selain itu, artikel dalam Journal of Consumer Culture menggarisbawahi bahwa perayaan Halloween telah berubah menjadi fenomena konsumerisme. Di Amerika Serikat, misalnya, masyarakat menghabiskan miliaran dolar setiap tahun untuk kostum, permen, dan dekorasi. Hal ini menandai Halloween sebagai salah satu hari dengan penjualan terbesar selain Natal dan Tahun Baru.
Fenomena ini menunjukkan bagaimana Halloween telah bergeser dari ritual spiritual menjadi acara komersial yang menarik semua kalangan usia.

Dari perspektif sosiologis, Halloween juga dikaji sebagai waktu untuk ekspresi budaya melalui kostum, yang seringkali mencerminkan isu-isu sosial, politik, atau karakter-karakter populer. Jurnal Social Identities menunjukkan bahwa kostum Halloween tidak hanya digunakan sebagai bentuk hiburan tetapi juga sebagai media untuk menyampaikan kritik sosial atau identitas individu.

Kajian lain dari International Journal of Cultural Studies mengungkapkan dampak Halloween terhadap psikologi anak-anak. Meskipun banyak anak menikmati Halloween karena unsur “trick-or-treating”, ada pula pengaruh pada pola pikir mereka tentang rasa takut dan imajinasi. Berbagai studi mengamati bahwa Halloween, melalui kostum dan cerita seram, dapat membantu anak-anak menghadapi ketakutan mereka dengan cara yang menyenangkan dan penuh kreativitas.

Perkembangan Halloween sebagai fenomena global mencerminkan kemampuan budaya untuk beradaptasi dan berkembang seiring dengan arus globalisasi. (mg-02/nano)

Nano Sumarno:
Tinggalkan Komentar