Gitar Desa Ngrombo, Kecamatan Baki, Kualitas Jadi Syarat Utama Agar Mampu Bertahan

Klaster Gitar Amanah Desa Ngrombo, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo.

Sukoharjonews.com (Sukoharjo) – Desa Ngrombo, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo dikenal dengan produk gitarnya. Produk gitar sudah cukup dikenal karena memiliki kualitas yang baik. Para perajin di Desa Ngrombo salah satunya tergabung dalam Klaster Gitar Amanah (KGA). Klaster tersebut dari para perajin, supplier bahan baku, pemasaran, dan distribusi dalam rangka meningkatkan usaha.

Salah satu perajin gitar anggota KGA adalah Sumarno, 57, yang mengaku sudah 10 tahun berprofesi sebagai perajin gitar. “Produk gitar saya sudah banyak yang dikirim ke luar Jawa, seperti Bali, Kalimantan, dan Sumatera,” ungkapnya saat ditemui di “Sukoharjo Hybrid Expo 2022.

Menurutnya, kberanian menggaransi kualitas hingga kemampuan membuatkan gitar sesuai keinginan pembeli ternyata menjadi nilai lebih mengapa gitar KGA diminati pecinta musik.

“Ini juga alasan kami ikut Sukoharjo Hybrid Expo untuk menunjukkan bahwa di Baki khususnya Desa Ngrombo ada potensi besar perajin gitar yang tergabung dalam Klaster Gitar Amanah yang kualitasnya oke dengan harga terjangkau. Kami bisa membuat berbagai macam gitar mulai dari yang kecil, besar, bass, biola hingga cajon,” ungkapnya.

Desa Ngrombo, menurut Sumarno, para perajinnya sudah turun temurun memproduksi gitar sejak 1968. Hal inilah mengapa gitar buatan Ngrombo terus mendapat tempat hingga kini.

“Saya pribadi sudah turun temurun dan total saat ini ada 30 lebih perajin gitar di Desa Ngrombo, jadi memang cukup banyak. Dan semuanya punya keahlian sehingga kualitas gitarnya berani bersaing dengan yang merek-merek terkenal,” paparnya.

Para perajin yang tergabung dalam KGA biasa memproduksi gitar jenis akustikc, electrik, aksesoris, dan keroncong. Tapi, selain itu para perajin KGA juga menerima pesanan kustom sesuai permintaan.

“Pembeli dari Bali dan Sumatera sering minta dibuatkan gitar yang beda dari biasanya, misalnya beberapa waktu ini pesan dengan lubang bentuk lumba-lumba atau bahkan motif batik. Ya kami buatkan dan hasilnya mereka puas,” imbuhnya.

Disinggung soal harga, perajin gitar KGA, sudah punya standarisasi tersendiri yakni mulai dari Rp350 ribu hingga Rp1 juta lebih. Dengan keikutsertaan di Sukoharjo Hybrid Expo 2022, Sumarno dan perajin lainnya berharap pemerintah mengetahui bahwa ada kelompok perajin gitar, Klaster Gitar Amanah, yang bisa menghasilkan gitar produk terbaik dengan kualitas bersaing yang berharap bisa dan siap jika minta diekspor ke luar negeri.

“Paling tidak pemerintah tahu dan bisa membantu teman-teman untuk memajukan lagi usaha kerajinan gitar dan alat musik di Desa Ngrombo khususnya kelompok perajin yang tergabung dalam Klaster Gitar Amanah,” pungkasnya. (sapta nugraha/mg)

Nano Sumarno:
Tinggalkan Komentar