Gelorakan Semangat Kemerdekaan, Warga Desa Tanjung Gelar Drama Kolosal

Memperingati HUT Kemerdekaan RI Ke-74, warga Desa Tanjung, Nguter gelar Drama Kolosal perjuangan melawan penjajah, Kamis (15/8).

Sukoharjonews.com (Nguter) – Perang pecah di sekitar Jembatan Tanjung, Nguter. Sejumlah pejuang ditangkap. Kekerasan para penjajah utamanya Jepang merajalela. Warga pun berjuang membebaskan diri dari tangan penjajah hingga Proklamasi dibacakan oleh Bung Karno. Itulah sejumlah adegan dalam Drama Kolosal merebut kemerdekaan yang dilakukan oleh warga Desa Tanjung, Nguter di sekitar Jembatan Tanjung, Kamis (15/8).


Drama kolosal itu sendiri sengaja digelar dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI Ke-74. Drama kolosal tentang perjuangan para pahlawan tersebut sebagai wujud cinta pada negara Indonesia. Drama kolosal tersebut menceritakan perjuangan para pahlawan merebut kemerdekaan dari tangan penjajah Belanda dan Jepang yang penuh dengan pengorbanan. Dalam perjuangan itu banyak pejuang yang gugur di medan laga.

“Drama kolosal tentang perjuangan merebut kemerdekaan ini bertujuan untuk menggelorakan nasionalisme generasi penerusan dan juga semnagat kemerdekaan,” terang Sutradara Drama Kolosal Bimo “Kokor” Wijanarko.

Drama kolosal itu sendiri melibatkan pemuda, warga, Pemerintah Desa Tanjung, komunitas bela diri, komunitas seniman, dan juga Polwan Polres Sukoharjo. Drama kolosal itu sendiri mendapat perhatian tinggi dari masyarakat dan juga siswa sekolah. Lokasi acara drama kolosal dipenuhi oleh siswa sekolah dan juga warga Desa Tanjung.

Kepala Desa Tanjung, Edy Nuryanto yang berperan sebagai Bung Karno mengaku senang bisa berpartisipasi dalam kegiatan yang menurutnya sangat positif tersebut. Menurutnya, kegiatan tersebut mampu memberi semangat pada karang taruna dan juga warga Desa Tanjung khususnya dalam memperingati Kemerdekaan Indonesia. “Dengan kegiatan ini generasi muda bisa merenungi betapa susahnya para pejuang merebut kemerdekaan dari tangan penjajah,” ujarnya.

Drama kolosal memperingati HUT Kemerdekaan RI Ke-74 oleh warga Desa Tanjung, Nguter.

Edy juga berharap generasi penerus bisa mengisi kemerdekaan dengan kegiatan yang positif. Itulah tantangan yang dihadapi saat ini, tidak lagi berjuang merebut kemerdekaan, tapi berjuang mengisi kemerdekaan dengan kegiatan-kegiatan yang positif. “Itulah tantangannya generasi muda saat ini,” ujarnya.

Salah satu peserta drama kolosal lainnya, Agus Setiyawan, 52, juga mengaku senang bisa ikut serta dalam drama kolosal memperingati HUT Kemerdekaan di Desa Tanjung. Agus sendiri berperan sebagai korban romusa saat penjajahan Jepang. Bagi Agus, seni peran bukan hal baru baginya karena selama ini dirinya bergabung dalam Komunitas Seni di Kelurahan Kenep, Sukoharjo.

“Meskipun ini hanya drama peringatan HUT Kemerdekaan, sejak awal saya tekankan pada peserta agar dilakukan dengan sungguh-sungguh agar bisa memaknai betapa beratnya perjuangan pada pejuang saat penjajahan,” katanya. (erlano putra)


Erlano Putra:
Tinggalkan Komentar