Gejala Overthinking yang Sering Dialami Remaja

Ilustrasi. (Foto: siloamhospitals)

Sukoharjonews.com – Overthinking, atau kebiasaan berpikir berlebihan, menjadi tantangan umum bagi remaja yang sering berhadapan dengan tekanan akademik, sosial, dan perkembangan pribadi.
Dikutip dari Verywell Mind dan NeuroLaunch, Senin (2/12/2024) Gejala yang biasanya muncul meliputi:

1. Kesulitan Tidur: Remaja yang overthinking sering kali mengalami insomnia karena pikirannya terus-menerus memutar berbagai kekhawatiran, seperti tugas sekolah atau hubungan sosial. Hal ini dapat berdampak negatif pada kualitas hidup mereka secara keseluruhan.

2. Pengambilan Keputusan yang Sulit: Overthinking dapat menyebabkan paralisis keputusan, di mana seseorang merasa kesulitan untuk memilih karena terlalu banyak menganalisis risiko dan hasil dari setiap opsi. Hal ini bahkan dapat berdampak pada keputusan sederhana, seperti memilih pakaian atau makanan.

3. Pikiran Negatif Berulang: Gejala ini sering melibatkan pikiran seperti “Apa yang salah dengan saya?” atau “Mengapa hal ini terjadi?” yang terus-menerus berputar di kepala mereka. Hal ini dapat memperburuk kecemasan dan depresi.

4. Gangguan Hubungan Sosial: Overthinking juga dapat merusak hubungan sosial karena seseorang cenderung menganalisis secara berlebihan interaksi mereka dengan orang lain, sehingga sering merasa tidak percaya diri atau salah menafsirkan maksud orang lain.

Faktor penyebab
Kebiasaan overthinking sering kali dipicu oleh lingkungan yang penuh tekanan, pengalaman traumatis, atau sifat perfeksionis. Remaja yang tumbuh di lingkungan dengan standar tinggi cenderung menginternalisasi tekanan ini, sehingga meningkatkan kecenderungan untuk berpikir berlebihan.

Cara mengatasi
Mengatasi overthinking pada remaja dapat dilakukan melalui beberapa strategi:
• Teknik Relaksasi dan Mindfulness: Latihan meditasi membantu melatih pikiran untuk lebih fokus pada momen sekarang, mengurangi intensitas kekhawatiran.
• Aktivitas Fisik: Olahraga teratur, seperti berjalan kaki atau yoga, dapat mengalihkan perhatian dan membantu otak melepaskan endorfin.
• Pendekatan Kognitif: Mengajarkan remaja untuk menantang pikiran negatif dan menggantinya dengan sudut pandang yang lebih positif. (mg-02/nano)

Nano Sumarno:
Tinggalkan Komentar