Sukoharjonews.com – Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya angkat bicara terkait kelangkaan gas elpiji 3 kilogram akhir-akhri ini. Bupati juga sudah mendapatkan laporan terkait adanya dugaan gas bersubsidi tersebut dipasok ke rumah makan.
Bupati mengatakan, seharusnya persediaan gas tiga kilogram di Sukoharjo cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Mengingat, pasokan gas elpiji 3 kilogram sudah diperhitungkan dan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Bakal Calon Gubernur Jateng itu juga heran kenapa akhir-akhir ini bisa terjadi kelangkaan gas melon tersebut.
“Mestinya gas elpiji 3 kilogram di sukoharjo hitungannya sudah cukup,” tutur Wardoyo Wijaya, Minggu (10/12).
Bupati menambahkan, pihaknya juga sudah mengeluarkan Surat Edaran (SE) untuk Pegawai Negeri Sipil atau Apratur Sipil Negara (ASN) agar beralih ke bright gas. Sesuai Peraturan Presiden No 104/2007 dan Peraturan Menteri ESDM No 21/2007 gas elpiji hanya diperuntukkan bagi rumah tangga miskin dengan penghasilan di bawah Rp1,5 juta dan kegiatan Usaha Kecil dan Mikro (UKM).
Atas dasar itu, Bupati mewanti-wanti masyarakat, terutama pengusaha yang membutuhkan gas elpiji untuk tidak main-main dengan gas bersubsidi. Secara aturan, rumah makan, apalagi yang sudah usaha menegah ke atas tidak boleh menggunakan gas elpiji 3 kilogram.
“Aturannya, gas elpiji 3 kilogram untuk rakyat tidak mampu. Rumah makan itu punya orang mampu atau tidak mampu. Kalau ada memang itu rumah makan punya orang mampu, biar nanti ditangani aparat kepolisian dan kejaksaan,” tuturnya.
Bupati curiga ada oknum-oknum yang ”bermain” dengan peredaran gas melon. “Kalau rumah makan menggunakan elpiji itu mestinya dikenakan sanksi. Permainan seperti ini jika dibiarkan dampaknya yang dirugikan rakyat kecil. Aparat kepolisian dan kejaksaan bisa menyelidiki ini. Jangan sampai rakyat yang tidak mampu justru malah menjadi korban,” tandasnya.
Baca Juga: Gas Elpiji 3 Kg Disetor ke Rumah Makan
Baca Juga : Susahnya Amat Mencari Gas Elpiji 3kg
Seperti diketahui, Sebagian masyarakat Sukoharjo masih kesulitan mendapatkan gas elpiji 3 kilogram (kg) atau gas melon. Kalaupun ada, harganya pun juga sudah naik signifikan. Ada dugaan, sulitnya mendapatkan gas melon karena gas bersubsidi tersebut karena banyak lari ke rumah makan besar.
Sukoharjonews.com sempat menemui, Sapto, salah seorang pemasok gas melon ke rumah makan di Jalan Sukoharjo Wonogiri. Sapto mengaku selama ini memasok gas melon ke rumah makan yang ada di sebelah barat jalan raya tersebut. “Saya memasok gas 3 kg dua kali seminggu, setiap memasok 15 tabung gas,” ujar Sapto. (Sofarudin)
Tinggalkan Komentar