Sukoharjonews.com (Bendosari) – Dalam upaya mengantisipasi munculnya polorisasi dan politik identitas di Pemilu 2024, Polres Sukoharjo menggelar Diskusi Kebangsaan dengan tema “Mitigasi Polarisasi dan Konflik Akibat Politik Identitas pada Penyelenggraan Pemilu dan Pemilihan. Diskusi digelar di Gedung H Universitas Veteran Bangun Nusantara (Univet Bantara) Sukoharjo, Rabu (28/9/2022).
Dalam sabutannya, Rektor Univet Bantara Sukoharjo, Prof Farida Nugrahani mengaku bangga karena dipercaya sebagai tempat berdiskusi. Menurutnya, perguruan tinggi (PT) merupakan agen perubahan sehingga memiliki tanggung jawab sebagai agen perubahan sehingga harus peduli terhadap yang terjadi di masyarakat.
“Perguruan tinggi otonom dan independen. Masyarakat akademik wajib mengedepankan ilmu untuk menyikapi segalana sesuatu ayang terjadi dan bebas dari muatan,” ujarnya.
Menurutnya, Indonesia harus menjadi bangsa yang kuat dan bersatu karena muncul kekhawatiran ada kecenderungan masyarakat semakin apatis terhadap pemerintah dan apatis terhadap program-program yang sifatnya nasional. Masyarakat cenderung mengedepankan hal pribadi dan hal-hal yang mudah diperoleh.
“Sudah saatnya kita bangkit karena di era global saat ini penjajahan negara besar masih terjadi, tidak melalui senjata, tapi melalui teknologi dan isu-isu pemecah belah. Kita harus tampil sebagai contoh, sebagai orang cerdas yang mampu berfikir kritis dan tidak terbelah dalam polarisasi,” kata Prof Farida.
Selama ini, lanjutnya, isu-isu politik memang diciptakan untuk memecah belah sehingga masyarakat harus cerdas dalam menyikapinya. “Cerdas menghadapi setiap isu yang muncul. Dengan diskusi ini diharapkan punya pengaruh positif bagi masyarakat khususnya mahasiswa yang memegang peran untuk mencegah isu-isu politik yang tidak benar,” tambahnya.
Sedangkan Kapolres Sukoharjo, AKBP Wahyu Nugroho Setyawan menyampaikan bahwa diskusi tersebut untuk membicarakan masalah yang ada di masyarakat. Diskusi merangkul akademisi khususnya mahasiswa untuk mencari solusi bersama atas masalah yang muncul. Mahasiswa juga bisa menyumbangkan pikirannya, baik dengan dituangkan dalam tulisan maupun aksi yang nyata.
“Pemilu memang masih 2024, tapi tahapan sudah mulai berjalan. Diskusi ini sebagai triger bagi mahasiswa agar ikut aktif mengawal dan berperan dalam pemilu,” ujar AKBP Wahyu.
Kapolres mengatakan, selama sering muncul permasalahan mengenai peredaran “hate speech”, hoax, polarisasi, politik identitas sehingga menjadikan masyarakat terbelah. Politik identitas yang terjadi menggunakan isu sara sehingga berpotensi terjadinya gesekan di tengah masyarakat karena adanya perpecahan.
“Politik identitas dengan mengecilkan identitas yang lain, seperti sukunya, agamanya, dan lainnya sehigga menutup perdebatan program-program kerja yang berkualitas yang ditawarkan,” ujarnya
Politik identitas berpotensi memecah belah bangsa sehingga dengan diskusi diharapkan semakin tumbuh kesadaran masyarakat khususnya mahasiswa untuk ikut mengantisipasi adanya politik identitas tersebut. “Harapannya mahasiswa ikut berperan memberikan edukasi kepada masyarakat agar tidak mudah terhasut dan terprovokasi dengan berita atau infornasi hoax dan lainnya,” tambahnya.
Sementara itu, Dandim Sukoharjo, Letkol Czi Slamet Riyadi menyampaikan jika diskusi tersebut sangat baik dalam rangka menghadapi Pemilu 2024. Menurutnya, masa-masa sekarang sangat tepat karena belum mulai kampanye. Jika sudah memasuki tahap kampanye, masalah yang muncul diperkirakan akan semakin kompleks.
“Salah satunya soal polarisasi dan politik identitas yang selalu hadir saat pemilu terutama pilpres dan pilkada. Isu-isu identitas ini dilempar ke masyarakat sehingga timbul perpecahan. Tentunya masih ingat dengan istilah-istilah seperti cebong dan kampret di Pilpres lalu. Disinilah peran mahasiswa agar bisa memberikan edukasi,” ujarnya. (nano)
Facebook Comments