Sukoharjonews.com — Gen Alpha, generasi yang lahir setelah tahun 2010, semakin menonjol dengan cara berkomunikasi yang unik dan berbeda dari generasi sebelumnya. Kehidupan mereka yang tak terpisahkan dari teknologi digital, terutama media sosial, telah melahirkan gaya bahasa baru yang penuh dengan istilah populer, seperti “skibidi,” “sigma,” “aura,” hingga “mewing.” Istilah-istilah ini tidak hanya memperkaya kosakata baru tetapi juga mencerminkan budaya dan pola pikir Gen Alpha yang terbentuk di tengah era internet.
Dikutip dari jurnal International Journal of Language and Communication (2024), Rabu (13/11/2024) Gen Alpha cenderung mengadopsi istilah yang sedang tren di platform seperti TikTok dan YouTube. Misalnya, kata “skibidi” yang populer berkat tren Skibidi Toilet, sebuah fenomena yang awalnya dari video viral yang menampilkan karakter unik. Istilah ini telah berkembang menjadi lebih luas, mengacu pada sesuatu yang “nyentrik” atau “tidak biasa,” menunjukkan bagaimana budaya digital dapat dengan cepat mengubah makna kata dalam lingkup global.
Menurut sebuah studi dalam International Journal of Communication (2023), Gen Alpha tumbuh dengan perangkat digital sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari sejak usia dini. Hal ini memengaruhi cara mereka berbicara dan menulis, menciptakan bahasa yang sangat bergantung pada emoji, singkatan, dan ekspresi visual yang sering kali sulit dipahami oleh generasi sebelumnya. Misalnya, istilah-istilah singkat seperti “sus” (suspicious), “simp” (seseorang yang terlalu mendukung atau mengidolakan), atau “bussin” (menggambarkan sesuatu yang sangat enak atau keren) kini lazim digunakan dalam percakapan sehari-hari mereka.
Sementara itu, kata “sigma” mengacu pada istilah “Sigma Male,” yang populer di kalangan Gen Alpha sebagai karakter mandiri, tidak tergantung pada norma sosial, dan sering digambarkan dengan aura ketenangan dan dominasi. “Sigma” kini lebih sering digunakan untuk menyebut seseorang yang terlihat tegas, kuat, dan independen. Hal ini mencerminkan bagaimana Gen Alpha terpengaruh oleh konsep maskulinitas yang didefinisikan ulang dalam budaya pop dan media sosial.
Istilah “aura” juga menjadi tren dalam kalangan Gen Alpha sebagai cara menggambarkan kepribadian atau energi seseorang. Contohnya, “aura positif” dan “aura negatif” sering digunakan dalam percakapan digital mereka untuk merujuk pada kesan atau pengaruh yang dimiliki seseorang terhadap lingkungan sekitarnya. Menurut jurnal Youth Culture Studies (2023), penggunaan istilah ini mencerminkan keinginan Gen Alpha untuk menilai kepribadian secara lebih ekspresif dan intuitif.
Selain itu, “mewing” adalah istilah yang semakin dikenal berkat konten di platform seperti TikTok. Asal usulnya adalah teknik ortodontik yang bertujuan memperbaiki struktur wajah dengan latihan posisi lidah, namun kini lebih banyak dipahami sebagai upaya estetis untuk memperbaiki penampilan wajah. Gen Alpha cenderung mengadopsi praktik ini sebagai bagian dari budaya kecantikan digital yang diwarnai oleh pengaruh media sosial.
Dr. Linda McCauley, seorang ahli linguistik dari University of California, menjelaskan bahwa fenomena ini menunjukkan adanya evolusi bahasa yang disesuaikan dengan kebutuhan ekspresi diri Gen Alpha. “Mereka menggabungkan istilah populer yang berasal dari tren global, yang menciptakan semacam ‘bahasa bersama’ di antara mereka meski berasal dari latar belakang budaya yang berbeda,” ungkap Dr. McCauley.
Namun, gaya bahasa ini menuai beragam respons. Beberapa ahli bahasa khawatir bahwa penyebaran istilah-istilah asing dan konsep yang terfokus pada citra digital mungkin akan merusak pemahaman bahasa yang konvensional. Di sisi lain, para pakar menyadari bahwa perubahan bahasa merupakan bagian dari perkembangan budaya. “Penggunaan istilah seperti skibidi atau sigma pada akhirnya adalah cermin adaptasi bahasa terhadap era digital. Ini adalah bentuk komunikasi instan yang menciptakan identitas unik bagi generasi ini,” kata Prof. Hikmat Soedarmono dari Universitas Indonesia.
Dalam beberapa tahun mendatang, kosakata baru yang diadopsi oleh Gen Alpha kemungkinan akan terus berkembang seiring dengan perubahan tren digital. Fenomena ini menandakan lahirnya bahasa baru yang relevan dengan gaya hidup dan nilai-nilai di era modern, yang mungkin akan mengubah wajah komunikasi antargenerasi di masa depan. (mg-02/nano)
Facebook Comments