Sukoharjonews.com – Bioprinting 3D adalah teknologi mutakhir yang memungkinkan pembuatan jaringan dan organ hidup menggunakan printer 3D khusus. Ini melibatkan pengendapan biomaterial dan sel hidup lapis demi lapis yang tepat untuk menciptakan struktur tiga dimensi kompleks yang meniru arsitektur dan fungsi jaringan dan organ alami.
Dilansir dari Gizmochina, Kamis (13/4/2023), teknologi ini memiliki potensi untuk merevolusi bidang pengobatan regeneratif, penemuan obat, dan perawatan kesehatan pribadi dengan memungkinkan peneliti membuat jaringan dan organ fungsional untuk transplantasi, pengujian obat, dan pemodelan penyakit. Namun, implikasi baru lain dari bioprinting 3D telah terungkap.
Mencetak perangkat elektronik di dalam tubuh manusia bukan lagi sekadar fiksi ilmiah. Para ilmuwan telah mendemonstrasikan terobosan dalam teknologi pencetakan 3D dengan menciptakan sirkuit konduktif di dalam organisme hidup. Penemuan ini dilakukan oleh John Hardy di Lancaster University di Inggris dan rekan-rekannya, yang mempublikasikan penelitian mereka dalam edisi terbaru “Advanced Materials Technology”.
Dalam percobaan dengan Caenorhabditis elegans, cacing kecil dengan sistem saraf sederhana, nanopartikel logam diendapkan dalam sirkuit atau pola menggunakan printer 3D yang dibuat khusus dan arus listrik yang lemah, sementara pewarna fluoresen ditambahkan ke nanopartikel untuk memungkinkan sirkuit bercahaya.
Teknologi ini memungkinkan pembuatan perangkat elektronik di dalam organisme hidup, seperti antarmuka otak-komputer atau neurostimulator. Perangkat tersebut dapat digunakan untuk mengobati gangguan neurodegeneratif atau terkait sistem saraf, dan untuk memantau sinyal fisiologis atau reaksi kimia di dalam tubuh. Pengembangan dan pengujian lebih lanjut diperlukan, tetapi terobosan ini memiliki implikasi yang sangat besar untuk penelitian dan pengobatan medis. (nano)
Tinggalkan Komentar