DPRD Minta PTM Tahun Ajaran Baru Tidak Dipaksakan

DPRD Sukoharjo saat menggelar “hearing” dengan Disdikbud dan DKK terkait rencana PTM tahun ajaran baru, Senin (21/6/2021).

Sukoharjonews.com (Sukoharjo) – DPRD Sukoharjo meminta pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) untuk tidak memaksakan pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di tahun ajaran baru nanti. Disdikbud diminta untuk untuk melakukan persiapan dengan matang sebelum memutuskan menggelar PTM. Hal itu terungkap dalam “hearing” antara DPRD dengan Disdikbud dan juga Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK), Senin (21/6/2021).




Hearing sendiri langsung dipimpin oleh Ketua DPRD, Wawan Pribadi yang dalam kesempatan itu ingin mendapat penjelasan dari Disdikbud mengenai PTM tahun ajaran baru nanti. “Saya ingin tahu bagaimana persiapan dinas terkait PTM tahun ajaran baru nanti. Jangan sampai pelaksanaan PTM justru memunculkan klaster penularan baru,” ujarnya.

Sedangkan Sekretaris Komisi IV DPRD Sukoharjo, Agus Sumantri meminta Disdikbud tidak berspekulasi soal kesehatan, apalagi melawan virus yang tidak kelihatan. Menurutnya, kalau memang belum siap, PTM tidak perlu dipaksakan. “Kalau memang belum aman dari sisi kesehatan dalam hal ini penyebaran virus corona, ya jangan dipaksakan,” ujarnya.

Hal senada diungkapkan Wakil Ketua Komisi IV, Sukardi Budi Martono yang meminta Disdikbud dan DKK untuk terus koordinasi karena kasus corona masih fluktuatif. Kalau PTM dilaksanakan harus dipastikan bisa berjalan lancar dan aman dari sisi penyebaran virus.

“Kalau saya pribadi belum yakin soal PTM ini dilihat dari kesiapan sekolah. Terlebih lagi banyak kasus sudah divaksin tetapi masih bisa terpapar corona. Kalau diputuskan PTM, ya harus siap, belum lagi soal pertimbangan cepatnya perubahan zona, dari hijau jadi kuning, dari orange jadi merah, dan lainnya,” ujar Wakil Ketua DPRD< Giyarto.


Sementara itu, Kepala Disdikbud Sukoharjo, Darno menyampaikan, sudah 18 bulan Sukoharjo melaksanakan pembelajaran daring. Menurutnya, pembelajaran daring berdampak pada kurikulum karena hanya hal-hal yang esensi saja yang diberikan. Kendala asesmen penilaian karena ujian dilakujan di rumah.

“Selain itu, juga berdampak pada penurunan motivasi belajar dan kompetensi siswa. Istilahnya “loss learning”,” jelasnya.

Dikatakan Darno, untuk PTM sendiri sudah diawali akhir 2020 lalu dimana dilakukan ujicoba PTM di 14 sekolah jenjang SMP. Dari evaluasi yang dilakukan, selama pelaksanaan ujicoba PTM tersebut berjalan lancar dan tidak ada masalah. Nah, untuk PTM tahun ajaran baru nanti, dari kementerian sendiri sudah menyatakan PTM mulai Juni nanti tidak bisa ditawar.

Untuk itu, Sukoharjo sendiri sudah menyusun petunjuk teknis (juknis) yang sangat detil mengatur bagaimana siswa mulai dari rumah, perjalanan, masuk kelas hingga pulang ke rumah. Selain itu, semua sekolah dalam proses menyiapkan diri terkait sarana prasarana protokol kesehatan.

“Nantinya ada tim penilai yang akan menilai layak tidaknya sekolah menggelar PTM,” ujarnya.

Dari sisi vakinasi guru, Darno mengaku untuk guru SMP sudah sebagian besar dan saat ini tengah dilakukan vaksinasi pertama untuk guru SD. Sedangkan untuk guru PAUD belum dilakujan. “Nantinya, meski dilakukan PTM sifatnya sangat terbatas hanya sekitar 20%, untuk 80%-nya masih daring,” tambahnya. (erlano putra)


How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 5 / 5. Vote count: 1

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *