Sukoharjonews.com (Nguter) – Belanja di pasar tradisional kini bisa dilakukan melalui aplikasi Grab Mart. Program tersebut resmi diluncurkan Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM (Disdagkop dan UKM) Sukoharjo dalam program “Pasar Go Digital” (Pagoda) di Pasar Kepuh, Kecamatan Nguter, Selasa (26/10/2022). Peluncuran dilakukan langsung oleh Bupati, Etik Suryani.
Kepala Disdagkop dan UKM Sukoharjo, Iwan Setiyono, menyampaikan esensi penerapan Pagoda terbagi menjadi dua fungsi, yakni retribusi pasar dan marketing. Untuk e-retribusi pasar, digunakan untuk mempermudah pemungutan retribusi pasar secara elektronik, bertujuan untuk meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pemerintah Kabupaten Sukoharjo.
“Untuk gigital marketing, digunakan untuk memperluas jaringan penjualan bagi pedagang pasar, kerja sama dengan Grab, difasilitasi dinas yangbertujuan untuk meningkatkan omzet penjualan bagi semua pedagang pasar dengan memanfaatkan aplikasi platform digital grabmart,” terangnya.
Dikatakan Iwan, sejak tahun 2018 Disdagkop dan UKM bekerjasama dengan Bank Jateng mengadakan pilot project transaksi non tunai untuk pembayaran retribusi pasar yang diberi nama e-retribusi dua pasar, yakni Pasar Grogol dan Pasar Nguter.
Pada tahun ini, lanjut Iwan, Disdagkop dan UKM menambah penerapan e-retribusi pasar dengan menggunakan metode QR Code untuk lima pasar, yakni : Pasar Purwo, Tawangkuno, Pasar Kepuh, Pasar Daleman, dan Pasar Sraten.
“Tahun depan, akan kami terapkan e-retribusi pasar di 19 pasar se-Kabupaten Sukoharjo,” ujarnya.
Iwan juga mengatakan, manfaat penerapan e-retribusi pasar untuk mempermudah pedagang dalam membayar retribusi pasar serta dapat menyelesaikan permasalahan yang selama ini terjadi dalam pengelolaan retribusi secara manual.
Sedangkan manfaat digital marketing, meningkatkan omset penjualan bagi semua pedagang pasar, sekaligus meningkatkan penerimaan penghasilan bagi pedagang. Digitalisasi juga untuk memudahkan dalam hal pembelian serta memperpendek mata rantai distribusi.
Sementara itu, Bupati Sukoharjo, Etik Suryani mengapresiasi Disdagkop dan UKM yang telah meluncurkan Pagoda. Bupati mengatakan, pandemi corona memaksa manusia untuk beradaptasi pada kehidupan baru. Sektor-sektor kehidupan beralih menjadi serba digital dan virtual untuk membatasi pergerakan manusia dengan tujuan untuk memutus rantai penyebaran virus corona.
“Sektor perekonomian pun tidak terlepas dari digitalisasi dimana pembayaran secara non tunai (cashless) menggunakan uang elektronik menjadi pilihan agar transaksi lebih aman dan nyaman,” ujarnya.
Menurutnya, peluncuran Pagoda merupakan salah satu wujud komitmen untuk meningkatkan sinergi dalam mendorong percepatan dan perluasan digitalisasi di Kabupaten Sukoharjo serta mendukung upaya Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Dengan program digitalisasi pasar yang dimulai saat ini diharapkan Kabupaten Sukoharjo dapat semakin mengakselerasi implementasi teknologi digital dalam berbagai sektor.
“Pesan saya, jangan berhenti pada seremoni saja. Harus ada tindak lanjut berupa sosialisasi secara masif agar program ini bisa lebih optimal,” tegas Bupati.
Bupati juga meminta Disdagkop dan UKM memperluas jumlah pedagang yang bergabung dalam aplikasi sehingga program benar-benar dapat dirasakan manfaatnya oleh pedagang pasar tradisional. “Saat ini kan baru 110 pedagang, ke depan harus lebih banyak lagi dan menjangkau semua pasar tradisional yang ada,” tambahnya. (nano)
Facebook Comments