Sukoharjonews.com – Petani pengguna air dari Dam Colo meminta penundaan penutupan Dam Colo untuk menyelamatkan tanaman padi yang bergantung pada Dam Colo. Terkait hal itu, Dinas Pertanian dan Perikanan mendukung upaya petani agar penutupan Dam Colo bisa mundur hingga 15 Oktober.
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo Netty Harjianti mengaku sudah mendapatkan keluhan dari petani. Pada intinya, Menurutnya, penundaan selama 15 hari sudah menjadi kesepakatan dan perhitungan para petani dan disampaikan ke Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) selaku pengelola Dam Colo.
“Kami mendukung upaya petani yang meminta penundaan. Saat ini sebagian petani memang sangat membutuhkan air untuk mempertahankan tanaman padi,” ujarnya, Minggu (17/9).
DikatakanNetty, pada dasarnya penutupan pintu air jadi kewenangan BBWSBS. Tapi, dinas juga mendorong sesuai permintaan petani. Sebab, air sangat diperlukan untuk menjaga tanaman padi sampai panen. Diakui Netty, rencana penutupan pintu air Dam Colo pada 1 Oktober sebenarnya sudah disosialisasikan pada petani.
“Selama ini jadwal penutupan pintu air Dam Colo sudah terjadwal 1 Oktober. Pada tahun lalu tidak masalah mengingat September sudah hujan. Tapi, tahun ini berbeda karena kondisi cuaca sangat panas dan belum turun hujan. Jadi, wajar jika petani meminta penundaan penutupan pintu air,” papar Netty.
Terkait kebutuhan air sendiri, Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo memberikan solusi dengan pinjaman mesin penyedot air. Petani bisa mendapatkannya secara gratis. Mesin tersebut dipinjam secara bergantian kepada petani. “Kami mendorong petani untuk mempercepat proses tanam. Dampaknya memang kebutuhan air harus terjamin agar hasil panen maksimal sesuai harapan pemerintah pusat,” lanjutnya. (erlano putra)
Facebook Comments