Debat Panas Ketua Bawaslu dan KPU Saat Pleno Sangat Disayangkan

Gara-gara DPT tambahan yang tidak sinkron membuat kotak suara beberapa desa di Sukoharjo harus dibuka ulang saat pleno KPU, Kamis (2/5) malam.

Sukoharjonews.com (Grogol) – Bibit perselisihan antara Ketua Bawaslu Bambang Muryanto dan Ketua KPU Sukoharjo Nuril Huda dalam pleno rekapitulasi di Hotel Brothers pada Kamis (2/5) pagi ternyata berlanjut. Pasalnya, pada malam harinya perselisihan justru semakin membesar. Terjadi debat panas antara keduanya hingga akhirnya pleno diskors. Debat panas antara keduanya sempat direkam dan beredar. Debat panas para pejabat penyelengara pemilu tersebut sangat disayangkan.


“Pemicunya ada perbedaan data DPT Tambahan (DPTTb) saat mulai menghitung untuk PPK Sukoharjo,” ujar Saksi Partai Berkarya Joko Cahyono, Jumat (3/5).

Dalam rekaman suara yang beradar, Ketua Bawaslu Bambang Muryanto terdengar berteriak marah-marah ketika omongannya dipotong oleh Ketua KPU yang tidak terima dikatakan lupa ingatan oleh Bambang. “Ini saya baru menjelaskan jangan dipotong-potong,” teriak Bambang dengan suara keras.

Nuril pun terus mencecar Bambang untuk menjelaskan maksudnya kenapa menuding dirinya lupa ingatan. Terdengar Nuril tidak terima sebagai pimpinan sidanf pleno dikatakan lupa ingatan. Nurilpun lantas mengancam akan melaporkan Bambang ke DKPP ketika tidak mencabut ucapannya. Menanggapi hal itu, sempat terdengar Bambang mengatakan “silahkan”. Setelah itu, Nuril pun menskors pleno.

Terkait debat panas tersebut, Joko Cahyono mengaku sangat menyayangkan. Joko mengaku DPTTb yang jadi masalah hanya selisih satu suara dan tidak dipermasalahkan oleh saksi dari partai politik (parpol). Namun, justru Bawaslu yang ngotot mempermasalahkannya dan bereaksi secara berlebihan. “Biasanya itu yang bermasalah antara saksi dengan KPU, lha ini yang terjadi malah antara Bawaslu dan KPU. “Kami sangat menyayangkan kejadian itu karena pleno menjadi ditunda dan jadwal makin molor,” ujarnya.

Joko juga mengatakan, debat panas antara Ketua Bawaslu dan KPU tersebut tidak elok karena keduanya adalah pejabat publik dan terjadi dalam forum resmi. Hal senada diungkapkan saksi dari PDIP Anwar Setyanto. Menurutnya, debat panas antar keduanya cukup disayangkan. Terlebih lagi, soal pemicu debat panas tersebut tidak dipermasalahkan oleh saksi partai. Karena itu pihaknya berharap kedua belah pihak lebih dewasa dalam menyikapi hal tersebut.

Begitu juga saksi dari Partai Golkar Eny Kartikasari yang mengaku prihatin melihat kejadian tersebut. “Mungkin juga karena faktor lelah sehingga terjadi perdebatan panas itu. Tapi kami berharap masing-masing bisa menahan diri supaya semua lancar,” ujarnya. (erlano putra)


Erlano Putra:
Tinggalkan Komentar