Dampak Perceraian Orang Tua Bagi Anak-anak

Sukoharjonews.com – Tidak dapat dipungkiri bahwa perceraian memang hal yang sulit bagi semua orang yang terlibat di dalamnya. Namun, kondisi ini bisa menjadi lebih sulit bagi anak-anak yang terdampak. Sebab, bagaimana pun perkembangan kognitifnya belum melulu orang dewasa.

Dikutip dari Parenting, yang dilansir dari beberapa sumber, pada Rabu (1/11/2023), tak hanya berdampak secara psikologis, perceraian orang tua juga dapat mempengaruhi kehidupan akademik anak. Apa saja dampak perceraian orang tua yang mungkin terjadi pada anak-anak dalam jangka pendek dan jangka panjang? Simak penjelasannya disini:

1. Memicu Stres
Menurut American of Child & Adolescent Psychiarty, banyak anak yang beranggapan bahwa mereka adalah alasan di balik perceraian orang tua. Inilah yang secara alamiah dipikirkan oleh anak-anak, terutama yang masih balita ketika melihat orang tua berkonflik . Oleh karena itu, mereka merasa memikul tanggung jawab untuk memperbaiki hubungan kedua orang tua. Semua hal tersebut adalah pemicu stres bagi anak.

2. Berisiko Antisosial dan Menceritakan Perilaku Buruk
Patrick F. Fagan, PhD., Direktur Marriage and Religion Research Institute (MARRI) mengatakan bahwa anak-anak yang orang tuanya berisiko lebih besar mengembangkan sikap antisosial, menunjukkan ciri karakterisitik agresif dan ketidaktaatan.

Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Adolesence Health menunjukkan bahwa mereka orang tua bercerai pada saat mereka berusia 5 tahun atau lebih muda akan menjadi aktif secara seksual sebelum berusia 16 tahun.

3. Memiliki Trust Issue
Saat mereka tumbuh dengan melihat pernikahan yang gagal, anak-anak jadi mengembangkan keraguan mengenai cinta serta keharmonisan dalam suatu hubungan. Apalagi mereka juga mengalami rasa tidak aman saat orang tua berpisah. Padahal, anak-anak percaya bahwa orang tua bisa menjamin hal tersebut.

Mereka berisiko menimbulkan masalah kepercayaan atau sulit percaya dan konflik berkembang dalam suatu hubungan. Di masa dewasa, anak-anak ini akan kesulitan menjalani hubungan romantis karena banyak ketakutan akan hal negatif.

4. Nilai Akademiknya Menurun
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Sociological Science menunjukkan bahwa anak-anak yang orang tuanya lulus memperoleh nilai yang lebih rendah daripada teman-temannya di sekolah.

5. Emosi Tidak Stabil, Mimpi Buruk
Stres yang dialami anak-anak dalam jangka pendek bisa jadi membuat emosi anak-anak jadi tidak stabil, mereka mungkin mudah marah, mudah patuh, atau bahkan beberapa malah menarik diri dan menjadi pendiam. Beberapa anak mungkin juga mengalami mimpi buruk.

6. Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Saat orang tua bercerai, anak-anak pasti patah hati. Perasaan tersebut bisa membuat anak-anak mengalami depresi. Studi tahun 2017 yang diterbitkan dalam jurnal Social Psychiatry and Psychiatric Epidemiologymenunjukkan bahwa anak-anak yang tinggal dalam keluarga campuran (orang tua kandung dan tiri) atau orang tua tunggal memiliki kemungkinan 2 kali lebih tinggi untuk memiliki gangguan mental atau membutuhkan bantuan psikologis.

7. Berisiko Menghadapi Perceraian Juga
Penelitian di AS menunjukkan bahwa di Amerika Serikat, anak perempuan dari orang tua yang bercerai memiliki tingkat perceraian 60% lebih tinggi, sementara untuk anak laki-laki persentasenya 35%.(cita septa)

Cita Septa Habibawati:
Tinggalkan Komentar