Sukoharjonews.com (Sukoharjo) – Masyarakat Sukoharjo dan juga sejumlah daerah lain dalam beberapa hari terakhir merasakan naiknya suhu udara yang cukup panas. Selain itu, tiupan angin juga bertambah kencang meski tidak ada hujan. Dari edaran Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang diterima Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), cuaca panas diatas 37,5 derajat celcius karena adanya siklus tahunan mengenai gerak semu Matahari dan juga tidak adanya awan yang menghalangi sinar matahari.
“Informasi dari BMKG, suhu udara panas akan berlangsung hingga sepekan ke depan. Kalau tiupan angin kencang karena pengaruh Angin Monsun Australia,” jelas Kepala Pelaksana BPBD Sukoharjo, Sri Maryanto, Selasa (22/10).
Menurutnya, cuaca panas ekstrim tersebut memang dirasakan dan sering jadi pembicaraan masyarakat. Karena diperkirakan masih akan terjadi hingga sepekan ke depan, masyarakat diimbau untuk menjaga kondisi kesehatan. Selain itu, masyarakat diimbau juga selalu sedia minum agar tidak terjadi dehidrasi. Untuk musim hujan sendiri, sesuai informasi BMKG, diperkirakan baru akan terjadi pada pertengahan November mendatang dan intensitas hujan meningkat di Januari 2020.
“Peralihan musim ini juga patut diwaspadai karena sering muncul angin puting beliung,” ujarnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo juga menghimbau agar masyarakat lebih banyak minum air putih. Pasalnya, cuaca panas ekstrim akhir-akhir ini bisa berdampak pada kesehatan. Menurutnya, cuaca panas tanpa diimbangi dengan minum air putih bisa menyebabkan dehidrasi. Bahkan, kalau berlebihan bisa menyebabkan “heat stroke”.
Jadi, ujarnya, cuaca panas yang terjadi saat ini harus diimbangi dengan banyak minum air putih. Selain itu, warga juga diimbau banyak mengonsumsi buah dan sayur untuk meningkatkan daya tahan tubuh. “Cuaca panas memang harus diimbangin dengan banyak minum air putih agar tidak dehidrasi,” ujarnya. (erlano putra)
Tinggalkan Komentar