Sukoharjonews.com – Ketika sebuah hubungan yang disayangi berakhir, sering kali kita harus pulih dari apa yang biasa disebut sebagai “patah hati”. Prosesnya mungkin menyakitkan dan lambat, tetapi proses ini akan berlalu dan waktu akan membantu Anda pulih. Sementara itu, memanfaatkannya sebagai kesempatan untuk mempelajari lebih lanjut tentang keinginan dan kebutuhan Anda dapat membantu Anda mengembangkan dan memperkuat keterampilan mengatasi masalah yang sehat untuk digunakan dalam hubungan di masa depan dan membantu Anda melewati akhir dari hubungan ini.
Dilansir dari verywell mind, Jum’at (10/5/2024), Jika Anda merasa seolah-olah jantung fisik Anda benar-benar sakit, Anda tidak sedang membayangkannya: Banjirnya hormon stres yang dilepaskan tubuh Anda sebagai respons terhadap emosi dapat memicu sindrom patah hati, alias kardiomiopati akibat stres. Gejala kondisi fisik ini antara lain detak jantung tidak menentu, nyeri dada, dan sesak napas. Anda bahkan mungkin merasa seolah-olah sedang mengalami serangan jantung.
Penyebab Patah Hati
Kehilangan apapun bisa menyebabkan patah hati. Baik itu berakhirnya suatu hubungan, kematian hewan peliharaan, kekecewaan keluarga, kegagalan pribadi, atau peristiwa negatif lainnya, perpisahan dengan seseorang atau sesuatu yang kita hargai dapat menyebabkan patah hati.
Berapa Lama Patah Hati Bertahan
Tidak ada jalan keluarnya: Ini akan membutuhkan waktu dan usaha. Segera setelah putus cinta, Anda tidak perlu langsung beralih ke mode pemecahan masalah. Faktanya, melakukan hal ini ketika Anda belum membiarkan diri Anda sepenuhnya mengatasi perasaan Anda dapat membuat prosesnya menjadi lebih berlarut-larut dan sulit.
Seiring berjalannya waktu, jangan bandingkan diri Anda dengan karakter dalam film dan buku yang bangkit kembali dengan akhir yang rapi dalam dua jam. Setiap orang dan hubungan berbeda-beda, dan menghadapi patah hati bukanlah proses yang sama untuk semua orang atau setiap waktu. Beri diri Anda izin untuk meluangkan waktu yang Anda perlukan.
Cara Menyembuhkan Patah Hati
Di masa-masa awal, cobalah menahan keinginan untuk mengasingkan diri. Kesedihan, rasa bersalah, kebingungan, dan perasaan intens lainnya bisa sangat membebani. Jangkau orang-orang yang peduli pada Anda. Untuk menerima perubahan dalam hidup Anda, Anda memerlukan dukungan keluarga dan teman .
Jangan Biarkan Emosi Anda Memerintah
Cobalah untuk tidak memandang akhir suatu hubungan sebagai sebuah kegagalan. Sebaliknya, anggaplah ini sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang.
Jagalah Dirimu Sendiri
Perawatan diri yang baik bersifat emosional, fisik, dan spiritual. Anda memiliki kebutuhan unik Anda sendiri di setiap bidang, namun ada beberapa tindakan perawatan diri umum yang bermanfaat bagi hampir semua orang, seperti pola makan bergizi, olahraga teratur, sistem dukungan sosial, dan strategi untuk mengatasi stres, dan lain-lain. Beberapa.
Jangan Terjebak di Masa Lalu
Kita semua cenderung melihat kembali kehidupan dan hubungan kita dengan “kacamata berwarna merah jambu.” Efek dari “retrospeksi yang indah” adalah Anda mungkin menolak untuk melihat masalah dan hanya fokus pada bagian baiknya (yang mungkin Anda lewatkan).
Hargai Kenangan Baik
Sekalipun hubungan Anda berakhir dengan buruk, kemungkinan besar tidak semuanya buruk. Wajar jika Anda melihat kembali hal-hal baik dalam diri Anda, dan Anda mungkin menyadari bahwa Anda merindukan hal-hal tertentu tentang mantan Anda dan cinta yang Anda bagikan. (patrisia argi)
Facebook Comments