Cara Mengidentifikasi Bottleneck dalam Sales Pipeline

Ilustrasi.

Meta descriptions: Inilah cara mengidentifikasi bottleneck dalam sales pipeline untuk meningkatkan efisiensi. Temukan tandanya untuk mengatasi hambatan dalam proses penjualan.

Sukoharjonews.com – Adanya bottleneck dalam sales pipeline sangat merugikan bagi bisnis karena akan mempengaruhi laju aliran penjualan. Hal ini tentu akan mengurangi efisiensi bagi tim penjualan dan mengurangi jumlah konversi penjualan.

Bottleneck yang muncul pada proses penjualan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:
● kurangnya pelatihan tim,
● tahapan pipeline yang tidak efisien,
● atau teknologi yang tidak diperbarui.

Di samping itu, sales pipeline merupakan strategi yang digunakan untuk memantau dan mengelola proses penjualan secara efektif. Dengan memeriksa bottleneck yang ada dalam sales pipeline, perusahaan dapat terus mengoptimalkan tahapan penjualan dengan perbaikan secara rutin.

Mengidentifikasi bottleneck akan membuat perusahaan lebih mudah dalam menemukan akar permasalahan. Dalam artikel ini, kita akan mencari tahu lebih lanjut terkait cara mengidentifikasi bottleneck. Selain itu, kami juga akan memaparkan seperti apa tanda-tanda bottleneck dalam sales pipeline dan bagaimana perusahaan dapat mengatasinya. Yuk, simak terus!

Tanda-tanda Adanya Bottleneck dalam Sales Pipeline

Tanda-tanda keberadaan bottleneck dapat dilihat dengan jelas dari beberapa aspek seperti penurunan konversi. Namun, perusahaan dapat mengenali tanda-tanda ini sedini mungkin, dan mengambil langkah proaktif untuk mencegah masalah tersebut meluas.

Berikut ini tanda-tanda yang perlu disadari ketika muncul bottleneck dalam tahapan pipeline.
1. Adanya penurunan jumlah prospek baru, serta kualitas prospek yang menurun, artinya prospek yang masuk tidak memenuhi standar dan sulit dikonversi.
2. Waktu kualifikasi prospek yang berjalan lebih lama, sehingga muncul penurunan jumlah prospek berkualitas pada tahap kualifikasi.
3. Prospek kehilangan minat ketika masuk pada tahap presenting, bisa karena presentasi produk yang kurang menarik, serta minimnya tindak lanjut.
4. Negosiasi berjalan terlalu lambat, serta jumlah penawaran yang ditolak oleh prospek semakin meningkat.
5. Menurunnya jumlah penutupan transaksi (konversi), artinya sudah terlalu banyak prospek yang berhenti di tengah tahapan pipeline dan gagal konversi.

Keberadaan kelima tanda-tanda di atas mengindikasikan bahwa sales pipeline tidak sehat. Jika hal tersebut tidak segera diperbaiki maka besar kemungkinan pertumbuhan bisnis akan ikut terpengaruh.

Metode untuk Mengidentifikasi Bottleneck dalam Sales Pipeline

Untuk mengidentifikasi adanya bottleneck pada sales pipeline, perusahaan dapat menggunakan beberapa metode diagnostik. Beberapa dapat dilakukan secara manual, atau menggunakan bantuan alat agar proses identifikasi berjalan dengan lebih cepat.

Metode tersebut termasuk dengan menganalisis data penjualan. Untuk penjelasan lebih lanjut, berikut ini metode diagnostik yang dapat digunakan.
1. Data penjualan adalah informasi yang dapat digunakan untuk melihat pola dan tren tertentu, dengan melihat dan menganalisis pergerakan jumlah prospek yang masuk, serta tingkat konversi di setiap tahap, perusahaan menemukan bottleneck.
2. Mewawancarai tim penjualan terkait hambatan yang mereka alami dan mengambil sudut pandang mereka sebagai saran perbaikan, karena mereka yang lebih sering langsung dengan bottleneck.
3. Observasi secara langsung juga dapat dilakukan untuk mengidentifikasi bottleneck dalam sales pipeline, observasi dapat dilakukan dengan mengawasi secara langsung dinamika kinerja alur penjualan.
4. Feedback pelanggan juga dapat menjadi sumber informasi yang kredibel untuk mengidentifikasi bottleneck dalam sales pipeline, karena pelanggan dapat mengutarakan langsung apa yang membuat mereka berhenti melanjutkan transaksi.

Keempat metode tersebut dapat dilakukan bisnis hanya melalui satu platform yaitu platform CRM. Hal ini dikarenakan teknologi CRM (customer relationship management) yang dapat mengumpulkan, dan mengelola prospek, lalu memantau pergerakannya dalam tahapan sales pipeline.

Platform CRM juga dilengkapi dengan dasbor analisis yang akan menampilkan laporan sejumlah matrik hasil analisis data penjualan. Bahkan, platform CRM juga dapat diintegrasikan dengan alat lain untuk mendukung proses pengelolaan sales pipeline menjadi lebih sehat.

Strategi yang Dapat Dilakukan untuk Mengatasi Bottleneck

Sebagai orang yang bergerak dalam bisnis, kita tidak boleh diam ketika menemukan masalah. Oleh karena itu, tidak ada masalah yang tidak dapat teratasi. Berikut ini beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi dan menghilangkan bottleneck dalam sales pipeline.

Menyederhanakan Proses Penjualan
Bisa jadi bottleneck yang timbul dalam sales pipeline disebabkan oleh proses penjualan yang terlalu panjang. Mari kita lihat kembali, apa saja proses yang harus dilakukan oleh prospek ketika ingin melakukan transaksi, apakah sudah cukup sederhana?

Mengingat perilaku pelanggan modern yang mengharapkan proses instan, perusahaan harus mengurangi tahapan proses penjualan. Sebab proses yang terlalu panjang juga beresiko menghilangkan minat pelanggan dan menggagalkan keberhasilan transaksi.
Perusahaan dapat menerapkan otomatisasi pada beberapa tugas rutin untuk membangun hubungan pelanggan yang kuat, seperti: pengiriman pesan follow-up, atau proses penjadwalan janji temu. Dengan demikian, prospek tidak akan kehilangan minat dan dapat melanjutkan transaksi.

Melatih Kemampuan Tim Penjualan Secara Rutin
Kemampuan negosiasi dalam bertransaksi adalah kekuatan untuk membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan. Kemampuan negosiasi serta pengetahuan produk yang rendah pada tim penjualan dapat berpengaruh pada pergerakan sales pipeline. Oleh karena itu, bisnis perlu memberikan pelatihan untuk terus meningkatkan kemampuan ini.

Memanfaatkan Teknologi Baru
Untuk mengikuti perkembangan zaman, perusahaan juga harus selalu waspada dengan perubahan teknologi yang dinamis. Selain penggunaan platform CRM, perusahaan dapat memanfaatkan teknologi seperti instagram chatbot, atau whatsapp business dengan integrasi chatbot. Karena keduanya dapat menjadi teknologi yang mampu memberikan respon pelanggan dengan cepat.

Selain itu, mengintegrasikan chatbot ke dalam CRM juga akan memudahkan proses pengumpulan prospek. Proses segmentasi pelanggan juga menjadi lebih akurat, karena prospek yang terumpun akan secara otomatis terklasifikasi ke dalam kelompok tertentu. Hal tersebut akan membantu perusahaan yang sering kehilangan kesempatan untuk mengakuisisi prospek berkualitas tinggi.

Kesimpulan
Mengidentifikasi dan mengatasi bottleneck dalam sales pipeline sangat penting untuk meningkatkan efisiensi dan kinerja penjualan perusahaan. Bottleneck dapat dikenali dengan cepat melalui tanda-tanda seperti penurunan konversi, serta waktu penjualan yang terlalu lama.

Perusahaan dapat menggunakan berbagai metode diagnostik untuk menemukan permasalahan yang muncul dalam sales pipeline. Namun, dengan strategi yang tepat, perusahaan pasti dapat mengatasi bottleneck dengan cepat.

Selain itu, perusahaan juga perlu mengikuti perkembangan teknologi baru, dan mengintegrasikan berbagai alat seperti Whatsapp Business API untuk meningkatkan efisiensi. Dengan demikian, perusahaan dapat mengatasi hambatan dalam sales pipeline serta mencapai kinerja penjualan yang lebih baik. (*)


How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 5 / 5. Vote count: 1

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *