Sukoharjonews.com (WERU) – Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) diminta bergerak cepat menanggulangi tanggul Sungai Situri di Desa Grogol, Kecamatan Weru, Sukoharjo, Jawa Tengah. Bupati Sukoharjo, H. Wardoyo Wijaya, S.H,. M.H mengatakan, berdasarkan keterangan dari Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (DPUPR) Sukoharjo, Sungai Situri di bawah kewenangan BBWSBS.
Karena itu, pemerintah daerah tidak bisa mengalokasikan anggaran untuk perbaikan tanggul yang jebol tersebut. “Mestinya BBWSBS harus segera turun mengecek lokasi,” tandas bupati saat ditemui di usai Salat Jumat di Masjid DPRD Sukoharjo, Jumat (22/12).
Bupati menegaskan, BBWSBS harus bertindak cepat mengatasi jebolnya tanggul tersebut. Mengingat, kejadian serupa bukan hanya terjadi satu kali dan sudah terjadi sejak belasan tahun silam. “BBWSBS harus segera turun tangan dan harus tindakan selama riil. Karena kejadian tidak hanya satu kali dan sudah terjadi selama 16 tahun. Jangan sampai rakyat yang dirugikan,” tegasnya.
Baca Juga: Apa yang dilakukan PNS di Proyek Masjid Agung Ini?
Baca Juga: Mau Liburan?, Cek Daftar Hotel-hotel di Sukoharjo Ini
Bupati berharap BBWSBS segera membuat tanggul permanen agar permasalahan di sana segera berakhir. Mengingat perbaikan yang selama ini dilakukan masyrakat bersama TNI/Polri sebatas menggunakan material seadanya tidak mampu bertahan lama.
“Harapan kita dibuat tanggul permanen. Nyatanya dibronjong jebol terus dan yang dirugikan rakyat.
Seperti diketahui, akibat jebolnya tanggul tersebut, puluhan hektare sawah di sana terendam dan menjadi seperti lautan. Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Grogol Heri Putut mengatakan, kondisi tanggul memang sudah kritis. Tanggul jebol di wilayah tersebut sudah terjadi berulang kali dan tidak hanya satu titik. Menurutnya, sejauh ini belum pernah ada perbaikan seperti yang diharapkan para petani. “Perbaikan sebatas dibendung dengan karung berisi tanah dan bambu,”.
Warga berharap tanggul tersebut diperbaiki secara permanen agar puluhan hamparan padi di sana tidak terus terendam. Menurutnya total sawah yang sering terendam mencapai 147 hektare. “Harapan pemerintah desa, warga masyarakat dan para petani di sini, tanggul bisa diperbaiki permanen. Karena tanggul sudah tidak layak, jebol sini diperbaiki di sana jebol lagi,” tuturnya. (Sofarudin)
Tinggalkan Komentar