Bulog Sukses Serap Gabah Petani 725.000 Ton Setara Beras, Tertinggi dalam 10 Tahun Terakhir

Bulog mencetak rekor tertinggi 10 tahun terakhir dengan penyerapan gabah petani capai 725.000 ton setara beras. (Foto: Dok Bulog)

Sukoharjonews.com (Jakarta) – Perum Bulog terus mengakselerasi penyerapan gabah dan beras hasil panen dari berbagai daerah di Indonesia. Hal itu dalam rangka memperkuat ketahanan pangan nasional sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani. Hingga Maret 2025, Bulog telah mencatat pencapaian luar biasa dalam hal serapan gabah petani.

Direktur Pengadaan Bulog, Prihasto Setyanto, mengungkapkan serapan gabah tahun ini mencapai lebih dari 725.000 ton setara beras, menjadikannya yang tertinggi dalam satu dekade terakhir.

“Penyerapan gabah yang mencapai lebih dari 725.000 ton setara beras ini merupakan capaian tertinggi BULOG dalam periode Januari-Maret dalam 10 tahun terakhir.

“Angka ini sejalan dengan target yang telah ditetapkan oleh pemerintah, dan merupakan upaya nyata BULOG untuk memastikan cadangan pangan nasional tetap stabil,” ungkap Prihasto, dikutip dari laman KabarBUMN, Rabu (2/4/2025).

Sebagai langkah strategis untuk mempercepat serapan gabah, Bulog memperkuat kemitraan dengan petani, gabungan kelompok tani (Gapoktan), serta pengusaha penggilingan beras di seluruh Indonesia. Penyerapan dilakukan dengan harga yang sesuai ketentuan pemerintah, yakni Rp6.500 per kilogram untuk gabah kering panen (GKP).

“Kami berkomitmen untuk terus mendukung para petani dengan cara menyerap hasil panen mereka, sehingga program penyerapan gabah ini menjadi wujud nyata komitmen kami dalam mendukung kesejahteraan petani dan ketahanan pangan nasional,” tegas Prihasto.

Ketua Dewan Pengawas Perum Bulog, Sudaryono, turut memberikan apresiasi atas kinerja Bulog yang secara konsisten membantu petani melalui penyerapan gabah dan beras. Menurutnya, langkah ini sangat penting, terutama menjelang hari raya ketika kebutuhan pangan meningkat.

“Bulog telah membeli gabah kering panen (GKP) dari petani dengan harga Rp6.500,-/kg. Harga ini mencerminkan bentuk kehadiran pemerintah untuk mensejahterakan petani Indonesia. Ini adalah bukti perhatian nyata Presiden Prabowo melalui Bulog.”

“Ini kebijakan nyata. Dengan harga Rp6.500, para petani akhirnya bisa merasakan manfaat dari hasil kerja keras mereka dan mendorong perekonomian di desa,” kata Sudaryono, yang juga menjabat sebagai Wakil Menteri Pertanian.

Lebih lanjut, ia menegaskan kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tukar petani (NTP) dan menjaga kestabilan harga gabah agar tetap menguntungkan bagi petani. Selain itu, langkah ini juga berperan dalam memastikan pasokan beras yang cukup bagi masyarakat.

“Selain terus gencar melakukan sosialisasi pembelian gabah di tingkat petani dengan harga yang sesuai ketentuan pemerintah, kami juga aktif mengedukasi petani dan pemangku kepentingan terkait mengenai pentingnya melakukan panen pada waktu yang tepat.

“Hal ini sangat penting karena panen yang tepat akan menghasilkan gabah dengan kualitas yang lebih baik, yang tentunya akan berdampak positif bagi kesejahteraan petani,” terang Sudaryono. (nano)

Nano Sumarno:
Tinggalkan Komentar