Bolehkah Menceritakan Mimpi Buruk Kepada Orang Lain?

Bolehkah mimpi buruk diceritakan?(Foto: telesik)

Sukoharjonews.com – Mimpi merupakan fenomena yang sering dialami manusia saat tidur. Baik mimpi indah maupun mimpi buruk, keduanya dapat memberikan dampak pada kondisi psikologis seseorang. Namun, bagaimana sebaiknya kita menyikapi mimpi buruk? Apakah harus diceritakan atau lebih baik disimpan sendiri?

Dikutip dari Bincang Muslimah, pada Minggu (22/12/2024), ada beberapa alasan yang membuat seseorang bermimpi saat tidur. Alasan ini menjadi sebab munculnya mimpi di dalam tidur manusia bermacam-macam. Ada yang bermimpi tentang kebaikan yang membahagiakan, ada pula yang bermimpi tentang keburukan yang menakutkan. Di antara alasan munculnya mimpi tersebut, Imam al-Baghawi menyebutkan dalam kitab Mashabih al-Sunnah juz 3 halaman 259 Nomor 3565

عن أبي هريرة رضي اللَّه عنه، عن النَّبيِّ صلى اللَّه عليه وسلم، قالَ محمدٌ، وأنا أقولُ: الرؤيا ثلاثٌ حديثُ النفسِ، وتخويفُ الشيطانِ، وبُشرَى مِن اللَّهِ، فمَن رأَى شيئًا يكرهُه فلا يقصَّه على أحدٍ وليقمْ فليُصَلِّ

“Dari Abu Hurairoh ra. dari nabi saw, Muhammad berkata, dan aku bersabda, mimpi itu ada 3. Kata hati, khawatir kepada setan dan kabar gembira dari Allah. Oleh karena itu, barang siapa yang bermimpi sesuatu yang tidak ia senangi, maka janganlah ia ceritakan kepada orang lain, melainkan hendaklah ia bangun lalu sholat.”

Berdasarkan hadis ini, terdapat 3 macam mimpi jika melihat dari sumber kemunculannya. Yaitu, mimpi yang muncul dari kata hati manusia, mimpi yang muncul karena kekhawatiran manusia kepada setan, dan mimpi yang berasal dari Allah swt. Ibn Musa al-‘Asqolani menjelaskan ketiga macam mimpi ini di dalam kitab al-Lami’ al-Shobih bi Syarh al-Jami’ al-Shohih juz 16 halaman 546:

Pertama, mimpi yang berasal dari kata hati. Mimpi ini adalah mimpi yang muncul ketika manusia memikirkan sesuatu saat terjaga, atau terbersit sesuatu di benak manusia, kemudian ia melihat hal yang berkaitan dengan pikirannya di dalam mimpi.

Kedua, mimpi karena khawatir kepada setan. Yaitu memimpikah sesuatu berupa hal-hal yang tidak menyenangkan yang berasal dari setan.

Ketiga, mimpi yang berasal dari Allah. Mimpi ini adalah mimpi yang berupa kabar-kabar gembira dan sesuatu yang menyenangkan.

Sikap Ketika Mengalami Mimpi Buruk
Sebagaimana penjelasan sebelumnya, mimpi buruk atau sesuatu yang tidak menyenangkan biasanya berasal dari setan. Sehingga ketika mengalami mimpi ini, orang tersebut sebaiknya melakukan beberapa hal sebagaimana sabda Rasulullah saw dalam riwayat Imam Bukhori di dalam Sahih Bukhori juz 9 halaman 43 Nomor 7044:

«الرُّؤْيَا الحَسَنَةُ مِنَ اللَّهِ، فَإِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ مَا يُحِبُّ فَلَا يُحَدِّثْ بِهِ إِلَّا مَنْ يُحِبُّ، وَإِذَا رَأَى مَا يَكْرَهُ فَلْيَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنْ شَرِّهَا، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ، وَلْيَتْفِلْ ثَلَاثًا، ‌وَلَا ‌يُحَدِّثْ ‌بِهَا ‌أَحَدًا، ‌فَإِنَّهَا ‌لَنْ ‌تَضُرَّهُ

“Mimpi yang baik itu berasal dari Allah. Oleh karena itu barang siapa yang bermimpi hal yang ia sukai maka janganlah ia menceritakannya kepada orang lain selain orang yang juga menyukai hal tersebut. Sedangkan jika seseorang bermimpi sesuatu yang tidak ia sukai, maka hendaklah ia berta’awwuz (meminta perlindungan) kepada Allah dari keburukan yang ada di mimpinya dan dari keburukan setan. Hendaklah ia mengucapkan ta’awwuz sebanyak 3x dan jangan menceritakannya kepada seorang pun, karena hal tersebut tidak akan merugikannya.”

Berdasarkan 2 hadis ini ketika mengalami mimpi buruk kita tidak boleh menceritakan kepada seorang pun, tetapi melakukan ta’awwuz sebanyak 3x atau melakukan sholat.

Oleh karena itu, seharusnya kita tidak menceritakan mimpi buruk karena hal tersebut berasal dari setan. Melainkan, kita harus memohon perlindungan kepada Allah atas segala kebururkan.(cita septa)

Cita Septa Habibawati:
Tinggalkan Komentar