Sukoharjonews.com (Sukoharjo) – Bupati Sukoharjo, Etik Suryani bersama Wakil Bupati, Agus Santosa bersama pejabat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) melakukan pengecekan Pos Pengamanan (Pospam) Lebaran, Minggu (9/5/2021). Terlihat juga dalam kesempatan itu mantan bupati Wardoyo Wijaya. Pengecekan sendiri dilakukan di tiga Pospam, masing-masing di simpang lima, Bundaran Pandawa Solo Baru, dan di bekas terminal Kartasura.
Dalam kesempatan itu, Bupati mengatakan, keberadaan pospam tersebut diharapkan mampu meminimalisir masuknya pendatang ke Sukoharjo. Pasalnya, pemerintah telah melarang mudik Lebaran 2021 mulai 6-17 Mei mendatang. Warga Sukoharjo yang berada di perantauan diimbau untuk mematuhi larangan tersebut.
“Dalam setiap kesempatan bertemu masyarakat saya selalu berpesan jika memiliki kerabat di perantauan untuk diberitahu agar tidak mudik dulu untuk memutus penyebaran virus,” ungkap Bupati.
Dikatakan Bupati, dengan tidak mudik otomatis telah mendukung pemerintah dalam upaya mengatasi penyebaran virus corona. Kalaupun sudah ada pemudik yang tiba di Sukoharjo, Gugus Tugas sendiri sudah memiliki prosedur penanganan seperti mewajibkan isolasi mandiri dan juga swab antigen.
Sedangkan Kapolres Sukoharjo, AKBP Bambang Yugo Pamungkas mengatakan, dalam Operasi Ketupat Candi ini, Polres melibatkan 602 personil ditambah personil TNI, Satpol PP dan instansi terkait lainnya. “Sedangkan untuk pos pengamanan ada tiga, masing-masing di bekas terminal Kartasura, Bundaran Patung Pandawa Solo Baru, dan simpang lima Sukoharjo,” jelasnya.
Lebih lanjut Kapolres mengatakan, dalam Operasi Ketupat Candi nanti lebih mengedepankan upaya memutus mata rantai penyebaran virus corona dengan penegakan prokes. Nantinya, akan dilakukan operasi yustisi, melakukan imbauan terkait kerumunan dan bersama Dinas Kesehatan melakukan tes swab antigen secara random khususnya pemudik yang sampai di Sukoharjo.
Untuk fokus pengamanan, ujar Kapolres, sesuai edaran dari pemerintah tidak ada lagi kegiatan terkait malam takbiran seperti takbir keliling, buka puasa dengan orang banyak dan juga tidak ada penyalaan kembang api atau petasan. “Kalau masih ada takbiran keliling, akan diimbau dulu, preemtif, preventif, dan represif,” tambahnya. (erlano putra)
Tinggalkan Komentar