Begini Tips yang dapat Membantu Mengakhiri Kekerasan Terhadap Perempuan

Mencegah kekerasan pada perempuan. (Foto : Pixabay)

Sukoharjonews.com – Para penyintas bersatu dengan, aktivis, pengambil keputusan, warga dunia, dan sistem PBB. Bersama-sama, kita menyoroti kebutuhan mendesak akan pendanaan yang kuat, layanan penting, dan pendanaan untuk inisiatif pencegahan dan pengumpulan data yang membentuk respons yang lebih baik terhadap kekerasan berbasis gender.

Dilansir dari UNWOMAN, pada Sabtu (23/12/2023), mengakhiri kekerasan terhadap perempuan adalah urusan semua orang. Berikut sepuluh cara Anda dapat membuat perbedaan, dengan aman dan berdampak.

1. Dengarkan dan percayai para penyintas
Ketika seorang perempuan menceritakan kisah kekerasannya, dia mengambil langkah pertama untuk memutus siklus pelecehan.Kita semua harus memberinya ruang aman yang ia perlukan untuk bersuara dan didengarkan. Penting untuk diingat bahwa ketika membahas kasus kekerasan seksual, ketenangan hati, pakaian, dan seksualitas korban tidak relevan.

Pelaku adalah satu-satunya alasan penyerangan dan harus memikul tanggung jawab sendiri. Menyebutkan sikap menyalahkan korban dan melawan gagasan bahwa perempuanlah yang harus menghindari situasi yang mungkin dianggap “berbahaya” menurut standar tradisional.Para penyintas kekerasan kini lebih banyak bersuara dibandingkan sebelumnya, dan setiap orang mempunyai peran untuk memastikan mereka mendapatkan keadilan.

2. Mengajari generasi berikutnya dan belajar dari mereka
Teladan yang kami berikan kepada generasi muda membentuk cara berpikir mereka tentang gender, rasa hormat, dan hak asasi manusia. Mulailah perbincangan tentang peran gender sejak dini, dan tantang ciri-ciri dan karakteristik tradisional yang melekat pada laki-laki dan perempuan. Tunjukkan stereotip yang selalu ditemui anak-anak, baik di media, di jalan, atau di sekolah, dan beri tahu mereka bahwa tampil berbeda adalah hal yang wajar. Mendorong budaya penerimaan.

Bicarakan tentang persetujuan, otonomi tubuh, dan akuntabilitas dengan cara yang sesuai usia kepada anak laki-laki dan perempuan. Misalnya, diskusikan pentingnya jawaban “ya” yang jelas dari semua pihak yang terlibat, fakta bahwa tubuh Anda adalah milik Anda dan Anda membuat pilihan atas apa yang terjadi padanya, dan bagaimana kita harus selalu bertanggung jawab atas tindakan kita. Penting juga untuk mendengarkan apa yang anak-anak katakan tentang pengalaman mereka terhadap dunia. Dengan memberdayakan advokat muda dengan informasi dan mendidik mereka tentang hak-hak perempuan, kita dapat membangun masa depan yang lebih baik untuk semua.

3. Meminta tanggapan dan layanan yang sesuai dengan tujuan
Pelayanan terhadap penyintas merupakan pelayanan yang penting. Ini berarti bahwa tempat penampungan, saluran bantuan, konseling, dan semua dukungan bagi para penyintas kekerasan berbasis gender harus tersedia bagi mereka yang membutuhkan.

4. Memahami persetujuan
Persetujuan jelas yang diberikan secara cuma-cuma adalah wajib, setiap saat. Daripada mendengarkan jawaban “tidak”, pastikan ada jawaban “ya” yang jelas dari semua pihak yang terlibat. Terapkan persetujuan yang jelas dalam hidup Anda dan bicarakanlah.

Frasa seperti “dia yang memintanya” atau “laki-laki akan tetap laki-laki” berupaya mengaburkan batasan seputar persetujuan seksual, menyalahkan korban, dan memaafkan pelaku atas kejahatan yang telah mereka lakukan.

5. Pelajari tanda-tanda pelecehan dan bagaimana Anda dapat membantu
Ada banyak bentuk pelecehan dan semuanya dapat menimbulkan dampak fisik dan emosional yang serius. Jika Anda khawatir terhadap seorang teman yang mungkin mengalami kekerasan atau merasa tidak aman berada di dekat seseorang, tinjau tanda-tanda berikut dan pelajari cara membantunya menemukan keamanan dan dukungan.

6. Melawan budaya pemerkosaan
Budaya pemerkosaan adalah lingkungan sosial yang memungkinkan kekerasan seksual dinormalisasi dan dibenarkan, yang dipicu oleh ketidaksetaraan gender dan sikap terhadap gender dan seksualitas. Memberi nama pada hal tersebut adalah langkah awal untuk membongkar budaya pemerkosaan.

Setiap hari kita memiliki kesempatan untuk memeriksa perilaku dan keyakinan kita untuk mencari bias yang memungkinkan budaya pemerkosaan terus berlanjut. Pikirkan tentang bagaimana Anda mendefinisikan maskulinitas dan feminitas, dan bagaimana bias dan stereotip Anda memengaruhi Anda.

Mulai dari sikap kita terhadap identitas gender hingga kebijakan yang kita dukung di komunitas, kita semua dapat mengambil tindakan untuk menentang budaya pemerkosaan.(patrisia argi)

Patrisia Argi Satuti:
Tinggalkan Komentar