Bazar Pangan Murah Dinas Pangan Dilanjutkan, Rutin Tiap Jumat Pagi

Bazar Pangan Murah Dinas Pasar kembali digelar dan langsung diserbu warga, Jumat (13/9).

Sukoharjonews.com (Sukoharjo) – Setelah sempat berhenti, Dinas Pangan Sukoharjo kembali menggelar Bazar Pangan Murah. Agenda tersebut akan dibuat rutin tiap hari Jumat pagi di halaman Kantor Dinas Pangan. Pangan murah yang dijual tidak hanya khusus untuk PNS saja, tapi terbuka untuk masyarakat umum di Sukoharjo. Barang-barang kebutuhan sehari-hari masyarakat dijual dibawah harga pasaran.


“Barang yang dijual selama Bazar Pangan Murah ini disediakan oleh Kelompok Wanita Tani dimana tiap event kami datangkan lima hingga enam KWT dengan produk masing-masing,” ujar Sekretaris Dinas Pangan Sukoharjo, Uyun Hermawati, Jumat (13/9).

Dikatakan Uyun, sejak enam bulan lalu Dinas Pangan memfasilitasi desa binaan dalam hal ini Kelompok Tani Wanita (KWT) untuk memasarkan produknya. Selama ini, KWT di 12 kecamatan telah mendapat bantuan Rp30 juta untuk modal usaha pertanian. Selama bazar, KTW yang ditampilkan dipilih secara acak lima sampai enam KWT.

Uyun juga mengatakan, selama pelaksanaan bazar Dinas Pangan juga menghadirkan Toko Tani Indonesia (TTI) yang khusus menjual beras jenis medium dengan harga murah Rp8.800 pr kilogram. Beras yang dijual TTI tersebut merupakan hasil dari Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang selama ini menerima bantuan dari pemerintah untuk memproduksi beras murah dalam rangka menstabilkan harga.

Terkait hal itu, Kabid Distribusi dan Cadangan Pangan Dinas Pangan Sukoharjo, Ade Miftah menjelaskan, ada sembilan Gapoktan yang diberi bantuan Rp160 juta. Dari jumkah tersebut, Rp100 juta untuk modal usaha dan Rp60 juta untuk operasional. “Operasional ini mulai dari pembelian padi pada petani, penjemuran hingga masuk “rice mill”, pengemasan beras dan disalurkan ke TTI,” ujarnya.

Selama ini, ujarnya, pembeli beras produk TTI dicatat “by name by address” karena sasaran pembelinya adalah warga kurang mampu. Pembelian pun dibatasi maksimal lima kemasan isi 5 kg. Pedagang tidak diperbolehkan membeli beras di TTI. Terkait bantuan tersebut, Ade mengaku untuk modal usaha hanya diberikan sekali, sedangkan operasional tiga kali.

“Mulai 2019 ini, bantuan modal Rp100 juta diwujudkan dalam “rice mill unit”. Jadi tidak lagi dalam bentuk uang. Tahun ini ada tiga Gapoktan yang mendapatkan bantuan,” tambahnya.(erlano putra)


Erlano Putra:
Tinggalkan Komentar