Sukoharjonews.com – Dalam ajaran agama Islam, setiap anak wajib menghormati kedua orangtuanya. Berbakti kepada kedua orangtua artinya tidak menyakiti hati orangtua dan senantiasa mematuhi perintahnya. Namun, bagaimana jadinya jika orangtua menyakiti hati seorang anak?
Dikutip dari Bincang Muslimah, pada Selasa (19/11/2024), nabi pernah suatu ketika menegur seorang sahabat karena beliau khawatir perbuatan sahabat tersebut sebagai orang tua bisa menyakiti hati anaknya. Sebab sahabat nabi itu memperlakukan anak-anaknya dengan perlakuan berbeda. Sebagaimana disebutkan dalam hadis berikut ini
عَنْ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ رضي الله عنه قَالَ : انْطَلَقَ بِي أَبِي يَحْمِلُنِي إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ اشْهَدْ أَنِّي قَدْ نَحَلْتُ النُّعْمَانَ كَذَا وَكَذَا مِنْ مَالِي ، فَقَالَ : أَكُلَّ بَنِيكَ قَدْ نَحَلْتَ مِثْلَ مَا نَحَلْتَ النُّعْمَانَ؟ قَالَ : لَا . قَالَ : فَأَشْهِدْ عَلَى هَذَا غَيْرِي ثُمَّ قَالَ : ( أَيَسُرُّكَ أَنْ يَكُونُوا إِلَيْكَ فِي الْبِرِّ سَوَاءً قَالَ : بَلَى . قَالَ : lفَلا إِذً
Dari Nu’man bin Basyir ra bahwasannya ayahnya datang membawanya menemui Rasulullah Saw, dia berkata, “Sungguh aku telah memberi pemberian berupa berupa ini dan ini dari harta milikku kepada anakku ini.” Kemudian Rasulullah Saw berkata, “Apakah semua anakmu mendapat pemberian seperti anakmu ini?” Ayah An-Nu’man menjawab, tidak. maka Rasulullah Saw pun bertanya, “Apakah engkau senang apabila mereka (anak-anakmu) semuanya berbakti kepadamu dengan sama?” Lalu ayah An-Nu’man menjawab, “Aku mau wahai Rasulullah.” Lalu Rasulullah Saw bersabda : “Kalau begitu, jangan kau lakukan itu (pilih kasih).” (HR. Muslim).
Sedang dalam riwayat Muslim lainnya yang juga diriwayatkan Bukhari, dengan tambahan kalimat
قَالَ : ( فَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْدِلُوا بَيْنَ أَوْلَادِكُمْ ) قَالَ : فَرَجَعَ فَرَدَّ عَطِيَّتَهُ .
Rasul bersabda: “Bertakwalah kepada Allah dan berlaku adil lah di antara anak-anakmu,” Lalu ia balik dan mengambil kembali pemberiannya.” (HR. Muslim)
Jangan Pilih Kasih kepada Anak
Muhammad Amin al-‘Alawi dalam al-Kaukab al-Wahhaj Syarh Shahih Muslim menjelaskan bahwa hendaknya para orangtua tidak menyakiti anak-anak mereka. Seperti tidak adil dalam pemberian dan kasih sayang. Hal tersebut sebagaimana Rasulullah menganjurkan para orangtua agar berbuat adil dan tidak menyakiti hati anak-anak mereka karna pilih kasih. Sebab pilih kasih kebanyakan adalah salah satu sebab pemicu pemutus silaturahim anak dengan orangtua dan pangkal permusuhan saudara.
Jika orangtua menginginkan anak-anak mereka semua berbakti kepadanya maka sebaliknya jangan pilih kasih jika memberikan kasih sayang, baik dalam perbuatan dan ucapan.
Beliau tidak pernah membentak dan memarahi anak dan cucunya, bahkan ketika Hasan dan Husein naik di atas punggung Nabi saat shalat beliau tidak memarahinya, tapi menunggu mereka turun dari punggung kemudian beliau menegakkan punggungnya.
Begitulah Rasulullah mencontohkan agar menyayangi dan bersikap lembut kepada anak. Beliau pribadi yang tidak segan memperlihatkan kasih sayang terhadap anak-cucu beliau.
Seperti suatu ketika Nabi Saw mencium cucunya, Hasan putra Ali bin Abi Thalib. Melihat hal itu, al-Iqra bin Habis berkomentar, “Saya mempunyai sepuluh orang anak, tidak satupun di antara mereka yang saya pernah cium.” Nabi lalu bersabda;
من لا يرحم لا يرحم
“Barang siapa yang tidak memberi rahmat tidak dirahmati. (HR. Ahmad, Bukhari & Muslim).
Syarifuddin al-Thibi saat menjelaskan dalam Syarh Misykatul Mashabih, bahwa makna hadis tersebut adalah barangsiapa yang tidak menyayangi anak-anak mereka maka Allah tidak akan memberi rahmat pada mereka. Kasih sayang dalam hadis di atas bersifat umum, menyayangi dalam artian bersikap lembut, cinta, kehangatan, merawat, perhatian dan khawatir.
Kasih sayang yang dicurahkan orangtua harus seimbang, baik kepada anak laki-laki atau perempuan. Jangan pula segan memperlihatkan kasih sayang tersebut, seperti mencium dan mengusap kepala sang anak, sebab hal itu menghangatkan perasaan dan hati anak. Wallahu’alam.(cita septa)
Tinggalkan Komentar