Sukoharjonews.com – Berbicara ketika makan ternyata hal yang biasa dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dan para sahabatnya. Sehingga ini bukan adab yang tercela sebagaimana disangka oleh sebagian orang yang terpengaruh budaya orang barat. Bahkan berbicara ketika makan adalah adab yang mulia karena menimbulkan kebahagiaan bagi orang-orang yang makan.
Dikutip dari Bincang Syariah, pada Minggu (22/9/2024), dalam kitab Aladzkar, Imam Nawawi membuat bab khusus yang menjelaskan tentang kesunahan berbicara dan ngobrol pada saat makan. Beliau berkata;
بابُ استحباب الكَلامِ على الطَّعام
“Bab mengenai anjuran berbicara pada saat makan.”
Salah satu dalil yang dijadikan dasar kesunahan berbicara pada saat makan adalah hadis riwayat Imam Muslim dari Jabir, dia berkata;
أن النبيّ صلى اللّه عليه وسلم سألَ أهلَه الأُدْمَ، فقالوا: ما عندنا إلاَّ خَلّ، فدعا به فجعلَ يأكلُ منه ويقول: ”نِعْمَ الأُدْمُ الخَلُّ، نِعْمَ الأُدْمُ الخَلُّ”
“Sesunguhnya Nabi Saw. minta lauk-pauk kepada keluarganya. Mereka berkata, ‘Kami tidak memiliki lauk-pauk kecuali cuka.’ Kemudian Nabi Saw. menyuruh supaya diambilkan dan beliau memakannya sambil berkata, ‘Sebaik-baik lauk adalah cuka, sebaik-baik lauk adalah cuka.”’
Hadis ini menjelaskan bahwa Nabi Saw. bicara pada saat makan dengan minta lauk-pauk pada keluarganya. Karena itu, dari hadis dapat disimpulkan bahwa bicara pada saat makan tidak dilarang, bahkan dianjurkan terutama ngobrol tentang kebaikan dan kisah orang-orang saleh.
Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Imam Alghazali dalam kitabnya Ihya Ulumiddin, seperti dikutip Imam Nawawi beriktut;
من آداب الطعام أن يتحدَّثوا في حال أكله بالمعروف، ويتحدّثوا بحكايات الصالحين في الأطعمة وغيرها
“Di antara adab makan adalah membicarakan hal-hal yang baik sambil makan, membicarakan kisah orang-orang yang salih dalam makanan dan lainnya.”
Dalam kitabnya Ihya Ulumiddin, Imam Al-Ghazali menjelaskan pentingnya adab dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam hal makan. Salah satu adab makan yang ditekankan oleh beliau adalah pentingnya berbicara tentang hal-hal yang baik saat sedang makan.
Hal ini tidak hanya membuat suasana makan menjadi lebih menyenangkan, tetapi juga dapat menjadi sarana untuk saling mengingatkan dalam kebaikan. Selain itu, berbicara tentang kisah-kisah orang saleh selama makan dapat memberikan inspirasi dan teladan bagi kita untuk menjalani kehidupan yang lebih baik.
Imam Nawawi juga mengutip pandangan Imam Al-Ghazali ini dalam karya-karyanya, menekankan bahwa berbicara tentang kisah orang-orang saleh tidak hanya memperkaya ilmu dan wawasan kita, tetapi juga mengarahkan hati kita kepada hal-hal yang positif.
Dengan demikian, percakapan yang baik selama makan bukan hanya sekedar hiburan, tetapi juga dapat menjadi bagian dari ibadah dan pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa dalam Islam, setiap tindakan, termasuk makan, dapat bernilai ibadah jika dilakukan dengan adab dan niat yang baik.(cita septa)
Facebook Comments