Sukoharjonews.com (Sukoharjo) – Dam Colo Nguter sudah ditutup mulai 11 Oktober lalu. Sebagai antisipasi lahan pertanian kekurangan air, Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo meminjamkan pompa air pada petani. Pasalnya, ribuan hektar lahan pertanian di Sukoharjo selama ini bergantung pada irigasi dari saluran air Dam Colo tersebut.
“Sebelum dilakukan penutupan sudah ada sosialisasi pada petani agar bersiap dengan rencana penutupan Dam Colo,” terang Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo, Bagas Windaryatno, Kamis (14/10/2021).
Dikatakan Bagas, setelah penutupan Dam Colo, petani biasanya sudah memiliki rencana terkait dengan pengairan lahannya. Biasanya, ujar Bagas, petani mengandalkan pompa air untuk menyedot air dari sumur dalam dan juga aliran air yang masih mengalir. Bagas mengaku, rata-rata petani sudah memiliki sumur dalam sebagai sumber air saat penutupan Dam Colo.
“Untuk pompa air, dinas memfasilitasi peminjaman pada kelompok tani yang membutuhkan. Petani hanya perlu mengajukan permohonan peminjaman alat pada dinas melalui penyuluh pertanian yang ada di tiap desa. Saat ini pompa air tersedia,” ujarnya.
Bagas juga mengatakan, setelah penutupan Dam Colo dilakukan pada 11 Oktober lalu, saat ini belum ada laporan tanaman padi mengalami kekeringan. Khususnya sekitar lahan pertanian yang ada di sepanjang aliran Dam Colo.
Disisi lain Bagas juga mengaku hasil panen untuk masa tanam 2 di Kabupaten Sukoharjo sangat bagus. Saat ini sebagian besar petani di Sukoharjo sudah memasuki masa tanam tiga. Namun, untuk Indeks Pertanaman 400 (IP 400) sudah mulai masuk masa tanam 4. Pasalnya, program IP 400 merupakan program tanam dan panen empat kali dalam setahun.
“Untuk program IP 400 baru sekitar 2.500 hektar, targetnya ada perluasan lahan hingga 5.000 hektar,” tambahnya. (erlano putra)
Facebook Comments